Bitcoin mengalami peningkatan mining difficulty yang mencetak rekor baru sebesar 95,67T pada 22 Oktober 2024, dengan kenaikan 3,9%. Ini merupakan penyesuaian ke-13 yang positif sepanjang tahun 2024, mencerminkan betapa semakin menantangnya proses mining seiring dengan perkembangan jaringan. Penyesuaian ini dilakukan setiap dua minggu setelah 2.016 blok selesai ditambang, dengan tujuan menjaga waktu rata-rata mining per blok tetap di sekitar 10 menit.
Ketika mining difficulty meningkat, jaringan Bitcoin menjadi semakin aman dari potensi serangan karena penambahan lapisan kesulitan ini. Namun, peningkatan keamanan ini memiliki konsekuensi bagi minner. Dengan mining difficulty yang lebih tinggi, mining menjadi lebih berat dan mahal. Minner harus meningkatkan efisiensi perangkat keras mereka dan mengonsumsi lebih banyak energi agar tetap memperoleh keuntungan.
Sejalan dengan peningkatan difficulty, hashrate atau kekuatan komputasi jaringan Bitcoin juga melonjak, mencapai rekor baru sebesar 700 EH/s. Angka ini menunjukkan besarnya kekuatan yang diperlukan untuk memproses transaksi dan menjaga keamanan jaringan.
Konsolidasi di Industri Mining
Minner kecil menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan daya saing mereka. Setelah halving pada April 2024, banyak minner kecil yang mulai menjual simpanan Bitcoin mereka akibat peningkatan biaya operasional yang sulit ditanggulangi. Perubahan ini terlihat dari data distribusi, di mana sejak November 2023 hingga Juli 2024, lebih dari 30.000 Bitcoin keluar dari dompet para minner.
Ini mencatat rekor distribusi terpanjang dalam sejarah, menandakan bahwa penambang kecil mengalami tekanan signifikan. Namun, mulai pertengahan 2024, saldo Bitcoin di dompet minner mulai stabil, menunjukkan bahwa mereka yang bertahan telah mampu menyesuaikan diri dengan kondisi pasar.
Minner yang bertahan ini mulai menunjukkan tanda-tanda akumulasi, yang berarti mereka lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan industri yang semakin ketat. Di saat yang sama, terjadi konsolidasi dalam industri mining, di mana perusahaan-perusahaan besar kini menguasai sekitar 30% dari kapasitas mining global. Ini memperlihatkan semakin kuatnya dominasi perusahaan besar, yang membuat minner kecil semakin sulit bersaing.
Apa Itu Hashrate dan Pentingnya dalam Mining Bitcoin
Hashrate adalah ukuran total kekuatan komputasi yang digunakan oleh para minner untuk memproses transaksi dan menjaga keamanan jaringan Bitcoin. Semakin tinggi hashrate, semakin banyak daya komputasi yang diperlukan untuk menambang Bitcoin, dan semakin kuat jaringan Bitcoin melawan potensi serangan. Hashrate menjadi indikator utama seberapa aman dan kuat jaringan Bitcoin.
Selain itu, hashrate juga mencerminkan kompetisi dalam industri mining. Ketika hashrate meningkat, ini berarti lebih banyak minner atau lebih banyak perangkat komputasi yang digunakan dalam jaringan, yang membuat aktivitas mining semakin kompetitif.
Minner dengan perangkat komputasi yang kuat seperti ASIC (Application-Specific Integrated Circuit) mampu memproses jutaan hash per detik, membantu jaringan tetap kuat. Namun, hashrate yang tinggi juga berarti tekanan yang lebih besar bagi minner kecil, karena mereka mungkin tidak memiliki infrastruktur untuk bersaing dengan perusahaan besar.
Baca juga Kenaikan Hashrate Turunkan Tekanan Jual Miner pada Juli Kemarin
Pengaruh Mining Difficulty dan Hashrate terhadap Harga Bitcoin
Peningkatan mining difficulty pada 22 Oktober 2024, yang mencetak rekor baru sebesar 95,67T dengan kenaikan 3,9%, menunjukkan bagaimana mining Bitcoin semakin menantang. Pada chart ini terlihat adanya konsolidasi harga di sekitar area support 0,13608 dan resistensi 0,14121, yang bisa menjadi dampak dari peningkatan ini. Dengan mining yang semakin sulit, miner kecil cenderung menjual kepemilikan Bitcoin mereka.
Selain mining difficulty, hashrate Bitcoin juga melonjak ke rekor 700 EH/s, menandakan tingginya daya komputasi yang diperlukan untuk menjaga keamanan jaringan. Peningkatan hashrate ini menambah tekanan bagi miner kecil yang berkontribusi pada fluktuasi harga di pasar. Konsolidasi di industri mining semakin menguntungkan perusahaan besar, yang saat ini menguasai 30% kapasitas mining global, sementara miner kecil berjuang untuk bertahan.
Dalam jangka pendek, peningkatan mining difficulty dan hashrate bisa menciptakan volatilitas harga, namun di sisi lain, miner besar yang memilih untuk menyimpan Bitcoin mereka menunjukkan potensi bullish di masa depan. Dengan penurunan aktivitas jual oleh miner besar, harga Bitcoin berpeluang rebound setelah melalui fase konsolidasi ini.
Tantangan dan Peluang Mining Bitcoin
Terlepas dari terus meningkatnya mining difficulty, minner besar tidak terburu-buru untuk menjual Bitcoin mereka. Pada 20 Oktober 2024, hanya 2.916 Bitcoin yang dikirim ke bursa, mencatat salah satu jumlah terendah dalam 30 hari terakhir. Ini menunjukkan bahwa para minner besar memilih untuk menyimpan simpanan mereka, menunggu peluang pasar yang lebih baik.
Pada Mei 2024, hashrate sempat mengalami penurunan hingga 575 EH/s setelah banyak minner mematikan rig yang tidak lagi menguntungkan karena peningkatan difficulty. Namun, hashrate kembali naik setelah perusahaan besar seperti TeraWulf memperluas operasinya dengan infrastruktur yang lebih efisien. Bahkan dalam kondisi reward blok yang berkurang, perusahaan-perusahaan ini yakin bahwa dengan teknologi yang tepat, mereka dapat mempertahankan profitabilitas.
Konsolidasi dalam industri mining juga berdampak positif bagi keamanan jaringan Bitcoin secara keseluruhan. Hashrate yang terus meningkat memastikan bahwa jaringan Bitcoin tetap aman dari ancaman eksternal, memperkuat keandalan blockchain dalam jangka panjang.
Baca juga Peter Todd Bersembunyi Setelah HBO Menuduhnya Sebagai Pencipta Bitcoin