200.000 Trader Kripto Rugi Lebih dari Rp14 Triliun Akibat Bitcoin Anjlok

200.000 Trader Kripto Rugi Lebih dari Rp14 Triliun Akibat Bitcoin Anjlok

Sekitar 200.000 trader mengalami kerugian besar setelah harga Bitcoin (BTC) turun drastis ke level terendah dalam tujuh minggu terakhir. Menurut data dari CoinGlass, total kerugian yang dialami para trader ini mencapai lebih dari $900 juta, atau sekitar Rp14 triliun dalam 24 jam.

Mayoritas kerugian ini terjadi pada trader yang melakukan posisi long, yaitu mereka yang bertaruh harga Bitcoin akan naik. Saat harga BTC anjlok di bawah $109.000 di bursa Coinbase, banyak posisi mereka yang otomatis dilikuidasi, menyebabkan kerugian besar.

Penyebab di Balik Penurunan Harga

Analis kripto dari BTC Markets, Rachael Lucas, menjelaskan bahwa penurunan ini dipicu oleh aksi seorang “whale” (pemilik Bitcoin dalam jumlah besar) yang menjual sekitar 24.000 BTC. Hal ini menciptakan tekanan jual yang kuat dan memicu gelombang likuidasi.

Penurunan ini juga mengejutkan karena terjadi tak lama setelah Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell, memberi sinyal bahwa bank sentral mungkin akan menurunkan suku bunga. Biasanya, sinyal seperti ini akan membuat harga aset berisiko seperti Bitcoin naik. Namun, dalam tiga hari terakhir, harga BTC justru turun 7%.

Pasar Kripto Global Turun, Altcoin Terpukul Lebih Parah

Akibat penurunan harga Bitcoin, kapitalisasi pasar kripto global kembali turun di bawah $4 triliun, menyusut sekitar $200 miliar.

Meskipun Ethereum (ETH) relatif lebih stabil dan harganya tidak turun sedalam Bitcoin, banyak altcoin lain yang mengalami nasib lebih buruk. Mata uang kripto seperti Solana (SOL), Dogecoin (DOGE), Cardano (ADA), dan Chainlink (LINK) semuanya mengalami penurunan harga yang signifikan.

Penurunan ini juga didukung oleh kondisi pasar yang cenderung sepi di akhir pekan, membuat volatilitas semakin parah. Secara historis, bulan September memang sering menjadi periode yang sulit bagi pasar kripto, dan tahun ini tampaknya tidak berbeda.

Exit mobile version