Pada 16 September 2024, firma intelijen blockchain Arkham mengungkapkan bahwa Bhutan, sebuah negara kecil di Asia Selatan dengan PDB sekitar $2,686 miliar pada 2023, kini memegang sekitar $750 juta dalam bentuk Bitcoin. Ini setara dengan 27,9% dari total PDB negara tersebut, menjadikannya salah satu negara dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia, terutama jika dibandingkan dengan El Salvador, yang selama ini dikenal sebagai pelopor dalam mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang resmi.
Meskipun populasi Bhutan hanya sekitar 12% dari El Salvador—782.000 dibandingkan dengan 6,336 juta—nilai kepemilikan Bitcoin Bhutan lebih dari dua kali lipat dari El Salvador, yang hanya sekitar $335 juta. Kepemilikan besar ini berasal dari operasi penambangan Bitcoin yang dikelola oleh Druk Holdings and Investments (DHI), badan investasi resmi milik Kerajaan Bhutan.
DHI telah mengembangkan operasi penambangan Bitcoin secara signifikan sejak tahun 2019, yang memungkinkan negara ini mengumpulkan kekayaan digital yang luar biasa. Menurut data yang diungkap oleh Arkham Intelligence, DHI memegang 13.029 BTC, yang saat ini bernilai sekitar $758 juta. Ini menjadikan Bhutan sebagai pemegang Bitcoin yang cukup besar di kancah internasional, bahkan lebih besar dari El Salvador yang terkenal dengan kebijakan pro-Bitcoin-nya.
Selain Bitcoin, Druk Holdings juga memiliki portofolio aset kripto lain, termasuk 656 ETH (Ethereum) yang bernilai sekitar $1,5 juta, serta sejumlah kecil token lain seperti BNB dan Polygon. Keberhasilan Bhutan dalam menambang dan mengumpulkan mata uang kripto menunjukkan langkah strategis negara ini dalam memanfaatkan teknologi blockchain dan ekonomi digital sebagai bagian dari upaya diversifikasi sumber pendapatan dan pengelolaan kekayaan negara.
Meskipun dikenal sebagai negara kecil dengan ekonomi berbasis agrikultur, keterlibatan Bhutan dalam dunia kripto yang berkembang pesat mencerminkan visi ke depan dalam memanfaatkan inovasi teknologi untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Langkah ini dapat mengubah persepsi global tentang potensi ekonomi negara-negara kecil dalam dunia teknologi digital.
Aktivitas Dompet Bitcoin Druk: Data Terbaru
Data terbaru dari Arkham Intelligence memberikan wawasan mendalam mengenai aktivitas dompet Bitcoin yang dimiliki oleh Druk Holdings, badan investasi milik Bhutan. Aktivitas transaksi yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir menunjukkan bahwa Bhutan terlibat aktif dalam perdagangan dan pengelolaan aset kripto di pasar global. Dompet tersebut mencatat arus masuk dan keluar Bitcoin yang dinamis, yang menunjukkan likuiditas tinggi dan strategi pengelolaan aset yang matang oleh DHI.
Salah satu sorotan utama adalah penerimaan hingga 2 BTC dari Foundry, perusahaan penambangan Bitcoin lain, serta dari beberapa alamat Bitcoin yang tidak teridentifikasi. Ini menunjukkan bahwa Bhutan tidak hanya mengandalkan operasi penambangan internalnya sendiri, tetapi juga terlibat dalam jaringan transaksi yang lebih luas, menerima aset dari berbagai sumber di ekosistem Bitcoin.
Selain menerima Bitcoin, Druk Holdings juga secara teratur mengirim Bitcoin ke berbagai alamat, termasuk ke bursa kripto. Salah satu transaksi terbesar yang teridentifikasi adalah pengiriman lebih dari $25 juta dalam bentuk Bitcoin ke bursa Kraken pada awal Juli 2024. Kemungkinan besar, transaksi ini dilakukan untuk menjual Bitcoin dan mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga yang menguntungkan di pasar. Langkah ini menunjukkan bahwa Bhutan tidak hanya mengakumulasi aset digital, tetapi juga menggunakan strategi pasar aktif untuk meningkatkan pendapatan dari penjualan aset kripto pada saat yang tepat.
Pemanfaatan Tenaga Hidroelektrik dalam Penambangan Bitcoin Bhutan
Bhutan memiliki keunggulan unik dalam penambangan Bitcoin karena memanfaatkan tenaga hidroelektrik sebagai sumber energi utama untuk operasinya. Energi hidroelektrik yang melimpah di negara ini berasal dari sungai-sungai yang mengalir deras di pegunungan Himalaya, memberikan pasokan listrik yang stabil, murah, dan ramah lingkungan. Pemanfaatan sumber daya energi terbarukan ini memberikan keuntungan besar bagi Bhutan, terutama dalam mengurangi biaya operasional penambangan dan meminimalkan dampak lingkungan, yang sering menjadi isu dalam industri penambangan kripto.
Mulai dari April 2019, ketika penambangan Bitcoin pertama kali dimulai, Bhutan telah memanfaatkan kelebihan pasokan listriknya untuk mendukung operasi penambangan kripto yang dikelola oleh Druk Holdings. Ini memungkinkan negara untuk bersaing di pasar kripto global tanpa bergantung pada bahan bakar fosil, seperti yang dilakukan oleh banyak negara lain.
Pada Mei 2023, Bhutan memperkuat posisinya di sektor penambangan kripto dengan menjalin kemitraan dengan Bitdeer, yang berfokus pada pengembangan operasi penambangan karbon-netral di negara tersebut. Peningkatan kapasitas penambangan sebesar 600 MW yang direncanakan untuk 2025 akan semakin memanfaatkan energi hidroelektrik sebagai fondasi utama dari seluruh operasinya.
Langkah ini tidak hanya memperluas skala penambangan, tetapi juga menjadikan Bhutan sebagai contoh negara yang memanfaatkan teknologi blockchain dengan cara yang berkelanjutan dan inovatif. Dengan infrastruktur energi yang kuat dan komitmen untuk memperluas penambangan kripto secara ramah lingkungan, Bhutan mampu mengintegrasikan ekonomi digital ke dalam strategi pembangunan berkelanjutan yang lebih luas, sekaligus membuka peluang besar di era teknologi modern.
Baca juga Bitcoin yang Dimiliki El Salvador Capai 5.859K $BTC