Setelah gejolak besar di pasar kripto minggu lalu, Binance resmi mengumumkan program kompensasi senilai $400 juta bagi trader yang mengalami kerugian ekstrem akibat penurunan harga tajam pada Jumat (10/10).
Program ini ditujukan bagi pengguna yang terkena forced liquidation di posisi futures atau margin selama 10–11 Oktober 2025. Berdasarkan keterangan resmi, Binance akan membagikan voucher token senilai $300 juta, dengan nilai bervariasi antara $4 hingga $6.000 per pengguna.
Meski demikian, Binance menegaskan bahwa langkah ini bukan bentuk pengakuan kesalahan. “Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian pengguna,” tulis pernyataan resmi bursa tersebut, seraya menyebut langkah ini bertujuan untuk “memulihkan kepercayaan industri.”
Kritik Muncul, “Binance Harusnya Tanggung Jawab!”
Meski langkah ini diapresiasi sebagian pengguna, reaksi komunitas di media sosial masih terbelah.
Salah satu pengguna X, Curb.sol, menuduh bahwa kesalahan internal Binance, khususnya pada sistem oracle pricing adalah pemicu utama jatuhnya harga beberapa aset ke nol, termasuk Enjin (ENJ), Cosmos (ATOM), dan IoTeX (IOTX). Ia menulis, “Binance harus bertanggung jawab penuh. Ini bukan cuma crash, ini kegagalan sistem.”
Meskipun Binance mengklaim bahwa sistem intinya berfungsi normal sepanjang crash, tudingan seputar oracle mispricing dan lag sistem terus memanas di komunitas.
Namun, bagi sebagian pihak, langkah cepat Binance menyediakan dana ratusan juta dolar tetap dianggap langkah strategis untuk meredam kepanikan pasar.
Baca juga Misteri @DegenPing Akun CT Anonim yang Tepat Memprediksi Crash Crypto 10 Oktober 2025
Binance Juga Terlibat Kontroversi “Listing Fee”
Di saat Binance sibuk menenangkan pasar, muncul kontroversi baru dari Limitless Labs, startup yang didukung oleh Coinbase Ventures. CEO-nya, CJ Hetherington, menuduh Binance meminta sekitar 8% dari total suplai token proyeknya sebagai syarat untuk bisa terdaftar di platform.
Tuduhan itu langsung dibantah keras oleh Binance melalui akun X resminya. Bursa tersebut menyebut klaim Hetherington sebagai “palsu dan memfitnah,” bahkan mengancam akan mengambil langkah hukum.
Binance menegaskan tidak mengambil keuntungan dari proses listing dan menyebut bahwa “biaya atau deposit token bersifat refundable dalam 1–2 tahun.”
Namun, beberapa pelaku industri mengatakan bahwa “biaya tidak langsung” untuk listing di Binance memang bisa mencapai angka serupa. Trader Mike Dudas, mantan investor The Block, bahkan menulis bahwa ia “melihat proposal listing serupa dalam sebulan terakhir.”
Meskipun tudingan ini masih belum terbukti, kasus ini menyoroti kembali transparansi proses listing di bursa besar—terutama di tengah upaya Binance memulihkan reputasi setelah crash terbesar tahun ini.
Baca juga MetaDAO dan Futarchy, Solusi Baru untuk Tata Kelola Kripto yang Lebih Cerdas