$BTC mengalami penurunan tajam pada 9 Desember 2024, menyentuh harga $94.287 sebelum kembali stabil di sekitar $97.395. Penurunan ini cukup mengejutkan, mengingat hanya lima hari sebelumnya, $BTC mencetak ATH di $103.647.
Koreksi tajam ini tidak hanya menghantam $BTC, tetapi juga menyeret altcoin utama seperti Ethereum (ETH), yang turun lebih dari 10% dalam kurun waktu 24 jam.
Meski $BTC sempat pulih dari harga terendahnya, tekanan jual yang masif membuat market terus berada dalam ketidakpastian. Banyak trader kini mulai merevisi strategi mereka untuk menghadapi kemungkinan penurunan lebih lanjutt.
Likuidasi Mencapai $1,73 Miliar dalam 24 Jam
Data dari Coinglass menunjukkan gelombang likuidasi besar-besaran yang terjadi dalam satu hari terakhir. Dalam 24 jam terakhir, total likuidasi mencapai angka fantastis $1,73 miliar.
Dari jumlah tersebut, posisi long mendominasi dengan $1,56 miliar, sementara posisi short hanya mencatat $170,4 juta. Fakta ini menunjukkan bahwa banyak trader optimis terhadap kenaikan harga $BTC, tetapi mereka gagal mengantisipasi penurunan tajam yang terjadi.
Likuidasi besar-besaran ini juga tidak hanya menimpa $BTC, tetapi juga altcoin lain seperti DOGE yang mencatat $2,42 juta likuidasi, serta PEPE dan SOL yang masing-masing mencatat $959.000 dan $865.000.
Gelombang Likuidasi Besar di Berbagai Exchange
Gelombang likuidasi besar ini terlihat jelas pada grafik total likuidasi, yang mencatat lonjakan hingga $1,5 miliar pada 9 Desember 2024. Mayoritas berasal dari posisi long, dengan angka mencapai $1,38 miliar, sementara likuidasi short lebih kecil di angka $136,7 juta.
Binance menjadi exchange dengan kontribusi likuidasi terbesar, mencatat $667,13 juta dari posisi long. OKX dan Bybit menyusul dengan masing-masing $383,7 juta dan $337,8 juta. Lonjakan likuidasi ini juga memperlihatkan bagaimana platform utama menjadi titik pusat aktivitas market saat volatilitas tinggi terjadi.
Situasi ini memberikan pelajaran penting tentang risiko leverage yang terlalu tinggi. Volatilitas ekstrem membuat banyak trader terjebak dalam posisi yang merugikan, mempertegas pentingnya pengelolaan risiko yang lebih bijaksana.
Baca juga Caroline Crenshaw, Sosok Anti-Kripto yang Mengancam Industri Kripto