Pada 12 Juni 2025, market kripto mengalami penurunan signifikan setelah serangan udara Israel ke Iran. Bitcoin turun lebih dari 4%, menyentuh harga $103,802, sementara Ethereum terjun 10% ke angka $2,497.

Bitcoin, yang sempat berada lebih dari $108,500 dalam 24 jam sebelumnya, mengalami penurunan tajam setelah Israel melancarkan serangan udara terhadap Iran. Serangan ini dilaporkan menargetkan infrastruktur militer di Tehran dan Tabri yang bertujuan untuk mengatasi ancaman nuklir yang berkembang dari Iran.
Langkah ini memicu reaksi berantai di market, dengan banyak investor menjual kripto mereka sebagai respons terhadap ketidakpastian global.
Tekanan Geopolitik Mengalihkan Perhatian ke Aset Aman
Sebagai respons terhadap ketegangan geopolitik ini, banyak investor memilih untuk berpaling dari aset kripto dan beralih ke investasi yang lebih aman, seperti emas dan minyak. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tercatat naik lebih dari 7%, mencapai harga $72 per barel, sedangkan market saham dan kripto bergerak turun.

Serangan Israel ini semakin memperburuk ketidakpastian market global, menyebabkan kekhawatiran tentang kemungkinan eskalasi konflik yang lebih luas. Keadaan ini mendorong banyak trader untuk mencari tempat yang lebih aman untuk melindungi nilai investasi mereka.
Tentu saja, meskipun geopolitik mempengaruhi market, ini membuka peluang bagi investor yang siap untuk membeli aset dengan harga lebih rendah selama koreksi market. Banyak yang melihat ini sebagai kesempatan untuk masuk kembali pada harga lebih terjangkau setelah penurunan.
Baca juga Ukraina Mau Simpan Bitcoin di Bank Sentral? Ini Dia RUU-nya!
Reaksi Market terhadap Ketegangan Internasional
Reaksi market terhadap ketegangan internasional seperti serangan udara Israel ini memperlihatkan bagaimana kripto, meskipun berkembang pesat, masih sangat terpengaruh oleh dinamika ekonomi global. Harga Bitcoin dan Ethereum, yang turun signifikan, menggambarkan bagaimana berita geopolitik dapat mempengaruhi harga dalam jangka pendek.
Namun, meskipun terjadi penurunan, beberapa analis tetap optimis dengan prospek kripto dalam jangka panjang. Mereka melihat potensi kripto sebagai kelas aset yang terus berkembang, meskipun terkadang mengalami volatilitas yang dipicu oleh faktor eksternal seperti ketegangan internasional.
Di sisi lain, lonjakan harga minyak dan pergerakan aset tradisional menunjukkan bahwa market masih cenderung berfokus pada nilai real assets ketika ketegangan geopolitik meningkat. Hal ini memicu pemikiran baru tentang bagaimana kripto dan aset berisiko lainnya akan terus berinteraksi di market yang semakin global ini.
Baca juga Interactive Strength Luncurkan Treasury Token AI Senilai US$500 Juta Bersama Fetch.ai