Bitcoin memperlihatkan lonjakan harga yang signifikan, melampaui $67.000, setelah mengalami fluktuasi tajam sepanjang malam. Pada sesi sebelumnya, harga sempat menyentuh level terendah mendekati $63.000, namun kemudian bangkit dengan kuat. Kenaikan ini terutama dipicu oleh aliran dana besar yang masuk ke dalam exchange-traded funds (ETF) Bitcoin, dengan total mencapai $809 juta hanya dalam dua hari berturut-turut.
Investor melihat ini sebagai sinyal kuat bahwa minat institusional terhadap Bitcoin terus meningkat, memperkuat momentum bullish dalam waktu yang sangat singkat. Dalam kurun waktu 30 menit, Bitcoin mengalami lonjakan sekitar 3%, sebuah respons yang mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek masa depan aset digital ini, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Aliran dana besar ini juga menjadi indikasi bahwa semakin banyak investor yang memandang Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan ekonomi, seiring dengan kekhawatiran tentang inflasi dan kebijakan moneter yang tidak menentu. Banyak analis pasar melihat kenaikan ini sebagai respons positif terhadap sentimen bullish di pasar, terutama dengan peluncuran ETF Bitcoin yang semakin memudahkan akses institusi besar untuk berinvestasi di aset digital ini.
Rekor Aliran Dana Bitcoin ETF Melonjak hingga $800 Juta dalam 2 Hari
Bitcoin semakin mengukuhkan posisinya sebagai aset utama di pasar kripto setelah mencatatkan aliran dana masuk yang signifikan ke dalam produk exchange-traded funds (ETF). Dalam kurun waktu dua hari perdagangan terakhir, Bitcoin ETF menerima aliran dana bersih sebesar $809,5 juta, menurut data dari Farside Investors. Angka ini mengindikasikan lonjakan minat institusional yang kuat terhadap aset digital tersebut, di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Dominasi Fidelity dalam Bitcoin ETF Fidelity berhasil mendominasi aliran dana masuk dengan mengantongi $356 juta dari total aliran dana tersebut. Pada tanggal 11 Oktober 2024, aliran dana bersih ke ETF Bitcoin mencapai $253,6 juta, dengan Fidelity’s FBTC ETF menjadi pemimpin dengan $117,1 juta. Selain itu, ARKB ETF dari Ark juga mencatatkan aliran dana masuk sebesar $97,6 juta, sementara ETF Bitwise (BITB) menyumbang $38,8 juta. Meski sebagian besar ETF mencatatkan aliran dana positif, Grayscale GBTC ETF mengalami tren sebaliknya dengan aliran dana keluar sebesar $22,1 juta.
Aliran Dana Hari Kedua: Permintaan Institusional yang Kuat Pada hari Senin, 14 Oktober 2024, aliran dana ke ETF Bitcoin kembali mencatatkan lonjakan sebesar $555,9 juta, menandakan permintaan yang terus berlanjut dari investor institusional. Fidelity kembali memimpin dengan aliran dana masuk sebesar $239,3 juta ke dalam FBTC ETF. BlackRock juga mencatatkan performa baik dengan penambahan $79,5 juta ke dalam IBIT ETF mereka. Selain itu, Bitwise menyumbang $100,2 juta, dan ARKB ETF dari Ark mencatatkan $69,8 juta. Beberapa ETF lain seperti Invesco BTCO dan Franklin EZBC mencatatkan aliran dana lebih kecil, masing-masing sebesar $4,9 juta dan $5,7 juta.
Menariknya, Grayscale yang sebelumnya mencatatkan aliran keluar, membalik tren tersebut dengan memperoleh aliran dana masuk sebesar $37,8 juta pada hari kedua, menunjukkan bahwa minat terhadap produk mereka masih ada di kalangan investor.
Minat Leverage Bitcoin Meningkat dan Potensi Risiko
Di saat harga Bitcoin melonjak, permintaan leverage dalam perdagangan berjangka Bitcoin juga mengalami peningkatan tajam. Nilai open interest atau jumlah kontrak berjangka Bitcoin mencapai titik tertinggi dalam setahun, dengan total $38 miliar. Kenaikan ini menunjukkan bahwa banyak trader memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan posisi mereka melalui instrumen derivatif, meskipun ada kekhawatiran terkait potensi risiko volatilitas yang meningkat. Kenaikan permintaan leverage bisa memicu likuidasi besar-besaran jika terjadi pergerakan harga yang tidak terduga.
Meski begitu, beberapa analis pasar menganggap bahwa volatilitas ini seringkali menjadi indikator mundur, di mana para trader menunggu pergerakan harga yang signifikan sebelum menambah posisi baru. Peningkatan penggunaan leverage juga mencerminkan kepercayaan para partisipan untuk masuk ke pasar setelah menyaksikan pergerakan harga yang besar. Dalam hal ini, peningkatan leverage bisa jadi dianggap sebagai sinyal bahwa para pelaku pasar optimis terhadap masa depan Bitcoin.
Meskipun terjadi lonjakan minat terhadap leverage, hingga saat ini pasar tampak cukup terkendali. Likuidasi paksa yang terjadi pada posisi berjangka Bitcoin hanya mencapai kurang dari $70 juta, menunjukkan bahwa para trader tetap berhati-hati dalam menggunakan leverage. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko likuidasi besar-besaran dalam jangka pendek masih relatif rendah.
Pengaruh Leverage pada Harga Bitcoin dan Sikap Investor Institusional
Open interest Bitcoin mencatat rekor baru, mencapai $19,8 miliar menurut data CryptoQuant. Peningkatan ini mencerminkan sentimen bullish yang kuat di kalangan investor, terutama karena kontrak berjangka berbasis kas mendominasi pasar, menandakan semakin matangnya pasar kripto. Para analis mencatat bahwa tren ini menunjukkan aliran likuiditas yang terus meningkat ke pasar kripto, didukung oleh tingkat pendanaan yang mencapai level tertinggi sejak Agustus.
Sementara itu, platform seperti Binance dan ByBit juga mencatat open interest yang besar, masing-masing mencapai $8,01 miliar dan $5,61 miliar. Dominasi CME dalam kontrak berbasis kas menunjukkan bahwa para pemain institusional adalah pendorong utama permintaan terhadap Bitcoin, bahkan di pasar berjangka. Hal ini menegaskan bahwa minat terhadap Bitcoin tidak hanya datang dari kalangan retail tetapi juga dari lembaga keuangan besar.
Dengan arus masuk dana ke ETF spot Bitcoin yang terus meningkat, pasar tampaknya berada dalam posisi yang menguntungkan untuk terus tumbuh. Data dari Glassnode menunjukkan bahwa kontrak berjangka berbasis kas lebih disukai karena dianggap lebih stabil dibandingkan dengan kontrak berbasis kripto, mengurangi risiko volatilitas besar yang dapat memicu likuidasi.