Lima tahun lalu, CEO Coinbase, Brian Armstrong, mengimbau para karyawan agar tidak menyuarakan pandangan politik di tempat kerja. Namun kini, Armstrong tampaknya mulai membuka diri terhadap keterlibatan dengan tokoh-tokoh dari Partai Republik, termasuk orang-orang terdekat Presiden AS Donald Trump.
Pada 13 Mei, melalui sebuah unggahan di platform X, Armstrong menyatakan bahwa anggota tim Department of Government Efficiency (DOGE) yang dipimpin oleh Elon Musk akan disambut baik jika ingin menerapkan kebijakan efisiensi biaya di Coinbase setelah masa tugas mereka di pemerintahan berakhir—meskipun DOGE bukanlah departemen resmi pemerintah.
Armstrong bahkan menawarkan proses perekrutan cepat bagi mereka, setelah salah satu staf DOGE mengaku merasa dikucilkan dari Harvard University, tempat ia sempat berkuliah. “Jika Anda mencari misi berikutnya setelah mengabdi untuk negara, pertimbangkan untuk membantu menciptakan sistem keuangan global yang lebih efisien di Coinbase,” ujar Armstrong.
Baca Juga Solana Siap Berevolusi! Anza Usulkan Perubahan Konsensus Terbesar Sepanjang Sejarah
Namun sejak menjabat di Gedung Putih pada Januari, Musk dan tim DOGE menuai kritik dari berbagai pihak terkait kebijakan pemangkasan anggaran mereka yang dinilai terlalu ekstrem, termasuk pemecatan mendadak pegawai senior.
Beberapa gugatan hukum terkait tindakan DOGE pun masih berlangsung di pengadilan federal, dengan tuduhan pelanggaran hukum dan konstitusi.
Dulu Netral, Kini Terbuka ke Politik
Pernyataan Armstrong soal tim DOGE menunjukkan perubahan sikap yang cukup kontras dibandingkan masa sebelum Trump menjabat kembali. Kala itu, banyak perusahaan teknologi di Silicon Valley, termasuk Coinbase, cenderung berseberangan dengan Partai Republik dan lebih condong ke arah kebijakan Partai Demokrat.
Pada 2020, di tengah pandemi COVID-19 dan protes besar-besaran setelah kematian George Floyd, Armstrong menyampaikan bahwa Coinbase adalah perusahaan dengan “misi yang fokus” dan tidak mendukung gerakan sosial atau kandidat politik manapun.
Keputusan itu memicu protes dari karyawan, termasuk aksi walkout, karena Armstrong menolak untuk secara terbuka mendukung gerakan Black Lives Matter. Ia menegaskan bahwa Coinbase mengadopsi budaya apolitis, dan sekitar 5% pegawai yang tidak sepakat memilih untuk hengkang dengan paket kompensasi.
Tak lama kemudian, Armstrong meretweet unggahan yang mengisyaratkan dukungan terhadap Kanye West sebagai calon presiden. Setelah itu, ia jarang membuat pernyataan politik terbuka, meski tetap aktif mendorong kejelasan aturan pajak kripto di tahun 2021.
Dari Netral ke Advokasi Politik Lewat Stand with Crypto
Perubahan arah Coinbase dalam ranah politik diperkirakan dimulai sejak perusahaan menerima Wells notice dari US Securities and Exchange Commission (SEC) pada Maret 2023, yang mengindikasikan potensi tindakan hukum. Sejak itu, Coinbase bergerak dari hanya berpartisipasi dalam diskusi publik soal regulasi kripto, menjadi pelaku advokasi politik yang aktif.
Pada Agustus 2023, Coinbase meluncurkan Stand with Crypto Alliance, sebuah organisasi yang bertujuan menggerakkan komunitas kripto untuk ikut terlibat dalam proses legislatif. Armstrong juga menggunakan platform pribadinya untuk mengajak para pendukung kripto menghubungi wakil rakyat guna mendukung RUU terkait aset digital.
Meskipun tetap menyuarakan pentingnya perlindungan konsumen, pendekatan ini mulai menampakkan sikap yang lebih politis. Pada Desember 2023, Armstrong menulis di X bahwa “menjadi anti-kripto adalah strategi politik yang buruk menjelang 2024.”
Dukungan Finansial untuk Kampanye 2024 dan Trump
Tahun pemilu 2024 menjadi momen penting bagi industri kripto. Untuk pertama kalinya, seorang kandidat presiden secara terbuka mendukung kebijakan pro-kripto. Dana dari perusahaan-perusahaan kripto ke pemilu federal pun mencapai rekor tertinggi, termasuk dari Coinbase.
Organisasi Stand with Crypto membentuk political action committee (PAC) pada Mei 2024, memungkinkan mereka membeli iklan politik dan memberikan donasi langsung ke kandidat.
Stand with Crypto juga bekerja sama dengan Fairshake PAC, yang menerima masing-masing $45 juta dari Coinbase dan Ripple, serta menghabiskan lebih dari $130 juta sepanjang siklus pemilu tersebut. Armstrong secara pribadi menyumbang $1 juta.
Baca Juga Top 5 Altcoin yang Harus Kamu Pantau Minggu Ini (19 Mei 2025)
Meski Armstrong menunjukkan preferensi politik, Coinbase tetap menyatakan netral dalam laporan pemegang saham kuartal ketiga 2024, dengan menyatakan bahwa mereka siap bekerja sama dengan pemerintahan dari partai manapun—baik itu Trump maupun Kamala Harris dari Partai Demokrat.
Makin Aktif di Washington
Setelah hasil pemilu diumumkan, Armstrong semakin sering terlihat di Washington DC dan menjalin hubungan dengan pemerintahan Trump. Ia dilaporkan bertemu langsung dengan presiden terpilih pada November dan menghadiri beberapa acara pelantikan bersama tokoh industri kripto lainnya. Coinbase juga menyumbang $1 juta ke dana pelantikan Trump.
Pada Februari 2025, SEC resmi membatalkan tuntutan terhadap Coinbase. Armstrong menyebut keputusan ini sebagai “sinyal penting arah kebijakan baru.” Ia juga menghadiri KTT kripto di Gedung Putih bersama Trump dan eksekutif lain, serta bertemu legislator guna mendukung RUU tentang regulasi stablecoin dan pasar kripto.
Namun, hubungan erat Trump dengan industri kripto turut memicu sorotan, terutama terkait platform World Liberty Financial yang didukung keluarganya, serta peluncuran memecoin miliknya pada Januari.
Saat ditanya soal potensi konflik kepentingan presiden, Armstrong menolak berkomentar dan menyatakan, “Bukan wewenang saya untuk menilai aktivitas Presiden Trump.”