Penahanan CEO Telegram, Pavel Durov, oleh otoritas Prancis pada 24 Agustus 2024, telah menciptakan kehebohan di seluruh dunia, terutama di kalangan komunitas teknologi dan kripto. Durov, seorang miliarder yang terkenal karena sikap vokalnya dan pengaruh besarnya di dunia digital, ditahan di bandara dekat Paris. Laporan awal menyebutkan bahwa penahanan ini mungkin terkait dengan dugaan kurangnya moderasi konten di Telegram.
Namun, hingga 25 Agustus, belum ada konfirmasi resmi mengenai apakah Durov benar-benar ditangkap atau didakwa dengan tuduhan tertentu, sehingga banyak pertanyaan tetap belum terjawab. Kedutaan Rusia di Prancis segera merespons penahanan ini dengan meminta akses langsung ke Durov serta penjelasan lebih lanjut tentang alasan di balik penahanan tersebut. Laporan dari The Washington Post menyebutkan bahwa, melalui Telegram pada 25 Agustus, seorang juru bicara kedutaan Rusia mengkritik kurangnya kerja sama dari pihak Prancis terkait kasus ini, yang mengindikasikan potensi ketegangan diplomatik antara kedua negara.
Pihak berwenang Prancis dijadwalkan memberikan pernyataan resmi pada Senin, 26 Agustus 2024, yang diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai situasi Durov. Banyak pihak, termasuk komunitas internasional, menunggu pernyataan tersebut untuk memahami alasan penahanan ini dan langkah selanjutnya yang akan diambil oleh pemerintah Prancis.
Dampak Langsung pada Pasar Kripto
Penahanan Pavel Durov juga memberikan dampak signifikan di pasar kripto. Berita ini menyebabkan harga token TON (Telegram Open Network) turun lebih dari 12%, mencerminkan ketidakpastian dan kekhawatiran investor terhadap masa depan Telegram serta dampak potensialnya pada ekosistem kripto yang lebih luas.
Di sisi lain, dukungan terhadap Durov semakin menguat di kalangan komunitas kripto dan pengguna Telegram. Media sosial dipenuhi dengan pesan-pesan solidaritas, termasuk seruan “Bebaskan Durov” dan spekulasi tentang alasan di balik tindakan pemerintah Prancis. Bahkan Elon Musk, tokoh terkenal dalam industri teknologi, ikut menunjukkan dukungannya dengan membagikan wawancara sebelumnya dengan Durov di platform X dan menggunakan tagar “FreeDurov.”
Pernyataan Resmi dari Telegram
Di tengah situasi ini, Telegram mengeluarkan pernyataan resmi pada 25 Agustus 2024, menegaskan bahwa platform mereka sepenuhnya mematuhi undang-undang Uni Eropa, termasuk Digital Services Act. Moderasi konten di Telegram disebut sudah sesuai dengan standar industri dan terus ditingkatkan. Perusahaan juga menekankan bahwa Pavel Durov sering bepergian di Eropa dan tidak memiliki hal yang perlu disembunyikan.
“Mengklaim bahwa sebuah platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut adalah sesuatu yang tidak masuk akal,” demikian bunyi pernyataan Telegram. “Hampir satu miliar pengguna di seluruh dunia menggunakan Telegram sebagai sarana komunikasi dan sumber informasi penting. Kami berharap situasi ini segera diselesaikan. Telegram bersama kalian semua.”
Dengan pernyataan resmi dari otoritas Prancis yang dijadwalkan pada 26 Agustus, komunitas internasional menantikan kejelasan lebih lanjut mengenai situasi Pavel Durov. Tindakan yang akan diambil oleh Prancis dan tanggapan dari Rusia akan menjadi sorotan utama dalam perkembangan situasi ini. Penahanan Durov bukan hanya berdampak pada Telegram sebagai platform, tetapi juga pada komunitas kripto secara keseluruhan. Banyak yang berharap agar ketegangan ini dapat segera mereda dan masalah ini diselesaikan dengan cara yang tidak menghambat perkembangan teknologi serta inovasi digital yang selama ini dipimpin oleh Durov dan timnya.
Baca juga CEO Telegram Pavel Durov Miliki Lebih dari 100 Anak Biologis