Pada 12 November 2024, Bitcoin mencapai harga tertinggi baru sekitar $89,569.83 sebelum kembali stabil di sekitar $88,876.84. Lonjakan harga ini memiliki dampak signifikan pada volume perdagangan ETF Bitcoin, terutama BlackRock’s spot bitcoin ETF yang mencatat rekor volume harian sebesar $4.5 miliar.
Dalam beberapa hari setelah pemilu, BlackRock’s spot bitcoin ETF menerima inflows lebih dari $1.1 miliar. Angka ini mencerminkan peningkatan kepercayaan investor terhadap produk berbasis kripto. Selain itu, harga saham perusahaan terkait BTC seperti MicroStrategy turut melonjak seiring dengan kenaikan harga Bitcoin.
BlackRock’s ETF menunjukkan bahwa kripto kini semakin diterima sebagai instrumen investasi utama, seiring dengan tingginya permintaan dari pasar. Volume perdagangan harian yang tinggi menandakan peningkatan minat terhadap ETF berbasis BTC, terutama di tengah volatilitas harga BTC yang terus meningkat.
Pertumbuhan AUM ETF Bitcoin dan Persaingan dengan Emas
ETF Bitcoin di Amerika Serikat hampir menyaingi ETF emas dalam hal total aset yang dikelola (AUM). Hingga 11 November 2024, AUM ETF Bitcoin mencapai $84 miliar, setara dengan sekitar 66% dari AUM ETF emas yang tercatat sebesar $238 miliar.
Nate Geraci, CEO The ETF Store, mengungkapkan bahwa iShares Bitcoin ETF (IBIT) milik BlackRock kini melampaui AUM iShares Gold ETF hanya dalam waktu 10 bulan, sementara ETF emas memerlukan 20 tahun untuk mencapai level yang sama. Pertumbuhan ini mencerminkan daya tarik Bitcoin sebagai alternatif investasi di sektor ETF.
Popularitas ETF Bitcoin ini juga dipengaruhi oleh minat investor muda yang lebih terbuka terhadap aset digital. Berbeda dengan emas yang memiliki pasar yang sudah mapan, Bitcoin dan produk ETF-nya memberikan peluang baru dalam investasi digital berbasis blockchain.
Lonjakan Volume Perdagangan ETF
Lonjakan besar dalam volume perdagangan ETF Bitcoin terjadi saat harga Bitcoin mencapai puncaknya di $89,569.83, dengan total volume perdagangan gabungan ETF Bitcoin, saham MicroStrategy, dan Coinbase mencapai $38 miliar. Angka ini jauh melampaui rekor sebelumnya sebesar $25 miliar pada bulan Maret.
Berdasarkan data ini, inflows terbesar tercatat pada IBIT milik BlackRock dengan $1,119.9 juta. Selain itu, inflows yang signifikan juga tercatat pada beberapa ETF lainnya, seperti FBTC ($473.4 juta) dan GBTC ($242.8 juta). Lonjakan inflows ini menandakan antusiasme yang tinggi di kalangan investor institusional, terutama saat harga BTC terus mencapai rekor baru.
MicroStrategy, perusahaan yang terkenal dengan kepemilikan besar BTC, juga mengalami lonjakan saham lebih dari 25% menjadi $340 setelah mengumumkan pembelian 27,200 BTC senilai $2.03 miliar. Coinbase turut mencatat kenaikan hampir 20%, menjadi salah satu saham paling aktif diperdagangkan pada hari itu bersama MicroStrategy.
Prospek dan Tantangan Masa Depan ETF Bitcoin
Meskipun pertumbuhan ETF Bitcoin sangat cepat, masih ada tantangan besar yang dihadapi, terutama dalam regulasi dan volatilitas pasar kripto. Tingginya volatilitas harga BTC membuat investasi ini berisiko, dan regulasi dari otoritas seperti SEC akan sangat memengaruhi stabilitas dan likuiditas ETF berbasis kripto.
Namun, minat terhadap ETF Bitcoin terus berkembang, khususnya di kalangan investor muda yang akrab dengan teknologi blockchain. Beberapa analis memperkirakan bahwa dalam 3 hingga 4 tahun, ETF Bitcoin dapat menyamai atau bahkan melampaui AUM ETF emas.
Meskipun pasar emas jauh lebih besar dan lebih stabil, Bitcoin memiliki potensi untuk berkembang lebih jauh sebagai aset investasi yang diminati. Dengan permintaan yang terus meningkat, ETF berbasis BTC diharapkan dapat bersaing dengan ETF emas sebagai instrumen investasi yang diakui secara luas.
Baca juga Bitcoin Cetak ATH Lagi di $89.500 dan Salip Marketcap Silver!