Semua bermula dari sebuah cuitan singkat “gm” (good morning) dari akun X (Twitter) milik Sam Bankman-Fried (SBF). Cuitan ini menjadi aktivitas pertama di akun tersebut setelah sekian lama, dan langsung memicu spekulasi liar di pasar. Tak lama setelah itu, unggahan lanjutan dari akun yang sama muncul, makin membuat pasar heboh.
Reaksi pasar langsung terlihat dramatis. Harga FTT melonjak hingga menyentuh level $1,2. Meskipun lonjakan ini sangat cepat, harganya juga langsung anjlok kembali di bawah $1,0 setelah para trader mengambil untung. Meskipun begitu, kenaikan ini sempat mencatatkan FTT menguat hingga 22% dalam sehari.
Selain harga, aktivitas perdagangan FTT ikut melonjak. Volume perdagangan harian FTT meroket hingga 660%, mendekati $70 juta. Aktivitas di pasar derivatif juga meningkat drastis, menunjukkan banyak trader yang melakukan spekulasi dengan modal besar.
Kenaikan harga ini disebut murni didorong oleh spekulasi, bukan karena adanya faktor fundamental yang jelas.
Baca Juga Desember 2025 Jadi Momentum Besar untuk Inovasi Kripto di Bawah Aturan Baru SEC
Tobby Cunningham, seorang co-host podcast Crypto Tips, mengingatkan bahwa lonjakan ini adalah bukti bahwa masih banyak orang yang belum belajar dari kasus kejatuhan FTX. “Not your keys, not your coins,” tulisnya, menekankan pentingnya menyimpan aset di wallet pribadi.
Di tengah kehebohan ini, rumor tentang status hukum SBF juga kembali mencuat. Sempat beredar kabar bahwa hukuman 25 tahun penjara yang dijatuhkan padanya bisa dipersingkat hingga empat tahun lebih cepat karena perilaku baik di penjara. Rumor ini menambah bahan bakar bagi spekulasi seputar token FTT.
Intinya, kenaikan harga FTT ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar kripto terhadap spekulasi, bahkan dari sebuah cuitan singkat. Kejadian ini juga membuktikan bahwa nama SBF masih punya pengaruh besar untuk memicu gejolak di pasar kripto.
