Berdasarkan informasi dari The Washington Post, tim kampanye Donald Trump dilaporkan sedang mempertimbangkan sebuah rencana pasca-perang untuk Gaza yang cukup kontroversial.
Rencana yang diberi nama Gaza Reconstitution, Economic Acceleration and Transformation Trust (GREAT Trust) ini mengusulkan penggunaan teknologi blockchain dan tokenisasi lahan.
Rencana Relokasi dan Tokenisasi
Dokumen setebal 38 halaman tersebut menguraikan skema di mana AS akan mengambil alih pengelolaan Gaza dalam bentuk trusteeship selama setidaknya 10 tahun. Rencana ini menawarkan program “sukarela” bagi dua juta penduduk Gaza untuk meninggalkan tanah mereka.

Sebagai gantinya, mereka akan menerima token digital khusus yang bisa ditukar dengan apartemen di delapan “Smart City” yang akan dibangun. Token ini juga bisa digunakan untuk relokasi ke tempat lain. Selain itu, warga yang bersedia relokasi akan dijanjikan subsidi tempat tinggal dan kebutuhan dasar selama hingga empat tahun.
Baca Juga Plasma Umumkan Kolaborasi bersama EtherFi, Integrasikan Vault $ETH Senilai $500 juta
Kritik dan Kontroversi
Proposal ini segera menuai kritik keras. Council on American-Islamic Relations (CAIR) mengecam rencana ini, menyebutnya tidak hanya tidak bermoral dan ilegal, tetapi juga berpotensi menjadi kejahatan perang berskala besar. Mereka melihat skema ini sebagai “pencurian massal tanah Palestina” yang disamarkan dengan teknologi digital.
Mekanisme Blockchain
Menurut prospektus, land trust akan mencatat kepemilikan lahan menggunakan blockchain registry dan membaginya dalam bentuk token. Token-token ini kemudian akan dijual kepada investor untuk mendanai rekonstruksi.

Semua transaksi akan tercatat dalam blockchain. Warga Gaza yang menyerahkan lahannya akan menerima token yang bisa ditukar dengan uang tunai atau apartemen.
Dokumen tersebut mengklaim bahwa semakin banyak warga yang memilih relokasi, program akan menjadi lebih “efisien” karena biaya relokasi satu keluarga diklaim lebih murah $23.000 daripada membangun kembali di Gaza.
Pembangunan Kota dan Megaproyek
Rencana tersebut juga mencakup pembangunan “AI-based modern smart city” di Gaza, di mana semua layanan publik dan ekonomi akan dikelola menggunakan sistem digital. Proposal ini juga mencakup 10 megaproyek lain, termasuk pelabuhan, jalan raya, pusat data AI, dan bahkan “Zona Manufaktur Pintar Elon Musk.”
Rencana ini muncul di tengah semakin kuatnya keterlibatan keluarga Trump dalam industri kripto, dengan Donald Trump sendiri sebelumnya menyatakan bahwa AS seharusnya “mengambil alih” Gaza dan mengubahnya menjadi “Riviera Timur Tengah.”