United Kingdom (UK) mencapai rekor angka inflasi untuk bulan Juli. Menurut Kantor Statistik Nasional, Indeks Harga Konsumen (IHK) naik menjadi 10,1%, dari 9,4% untuk bulan Juni. Jumlah tersebut dari hasil yang diantisipasi sebesar 9,8%. Ini adalah tingkat inflasi tertinggi yang dihadapi negara ini dalam hampir 40 tahun.
Menurut laporan Kantor Statistik Nasional, kenaikan harga pangan antara Juni dan Juli memiliki dampak paling besar pada tingkat inflasi tahunan di Inggris. Apalagi, dalam upaya mengendalikan inflasi, Bank of England telah menaikkan suku bunga enam kali berturut-turut sejauh ini.
Selanjutnya, menurut statistik ONS yang dirilis pada hari Selasa, kuartal kedua tahun 2022 mengalami penurunan upah riil tahunan terburuk dalam sejarah Inggris sebesar 3%. Meskipun kenaikan gaji 4,7%, biaya hidup jauh melebihi pertumbuhan upah.
Bank of England memperkirakan angka CPI akan mencapai 13,3% pada bulan Oktober. Temuan ini berkontribusi pada krisis biaya hidup, karena pendapatan terus tertinggal dari biaya yang meningkat untuk semua jenis barang dan jasa. Selain itu, Andrew Bailey, gubernur Bank of England (BOE), mengindikasikan dia bersedia menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Selain itu, kandidat yang bersaing untuk menggantikan Boris Johnson, telah menjanjikan bantuan lebih lanjut kepada keluarga yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan. Kemungkinan resesi di Inggris saat ini dipandang oleh para ekonom sebagai lebih mungkin secara signifikan. Selain itu, BOE memperkirakan bahwa resesi akan dimulai pada kuartal keempat dan bertahan hingga awal 2024. Sementara itu, angka inflasi Kanada tampaknya lebih tenang.
Kemarin, negara itu merilis tingkat inflasi yang turun menjadi 7,6% untuk Juli, dari 8,1% pada Juni.