Seorang pria berusia 27 tahun asal Tel Aviv ditangkap karena diduga menjadi mata-mata Iran. Ia disebut menerima ribuan dolar dalam bentuk kripto sebagai imbalan atas misinya.

Menurut laporan dari berbagai media Israel, pria bernama Or Beilin menjalankan misi dengan mengambil foto rumah pejabat publik Israel, mendokumentasikan lokasi militer, hingga menyemprotkan grafiti bermuatan politik. Semua itu dilakukan atas arahan agen Iran yang menghubunginya melalui media sosial.
Penangkapan dilakukan pada 23 Juni oleh kepolisian Israel dan dinas keamanan Shin Bet. Dalam penggeledahan di rumahnya, polisi menyita komputer dan perangkat digital yang digunakan untuk berkomunikasi dan menerima pembayaran dalam kripto.
Tingkat Mata-mata yang Dibayar Kripto Mulai Meningkat
Or Beilin bukan satu-satunya. Dua warga Israel lainnya juga ditahan atas tuduhan serupa. Dmitri Cohen (28), asal Haifa, dituduh memata-matai tunangan anak Perdana Menteri Israel, dengan bayaran $500 dalam kripto untuk setiap tugas. Total, ia dilaporkan menerima ribuan dolar.
Satu tersangka lainnya, remaja 19 tahun dari wilayah Sharon, juga dicurigai membocorkan informasi sensitif kepada agen Iran. Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah menangkap puluhan warga atas dugaan keterlibatan dalam operasi intelijen Iran, namun hanya sedikit yang sampai ke tahap vonis.
Menurut pihak keamanan, rekrutmen sering kali dilakukan melalui media sosial, dengan iming-iming uang tunai, hadiah, atau kripto. Mereka mengingatkan publik untuk waspada terhadap pendekatan semacam ini.
Baca juga Texas Luncurkan Bitcoin Reserve, Gunakan Dana Publik untuk Simpan $BTC
Perang Digital di Tengah Ketegangan Geopolitik
Konflik antara Israel dan Iran tidak lagi terbatas pada serangan fisik. Dunia digital telah menjadi medan baru. Dalam beberapa hari terakhir, kelompok peretas pro-Israel mengklaim telah membobol bursa kripto terbesar Iran, Nobitex, dan mencuri aset senilai $90 juta.
Di sisi lain, dugaan spionase melalui kripto memperkuat kekhawatiran bahwa aset digital kini menjadi alat baru dalam perang asimetris. Seorang mantan agen CIA bahkan menyebut kripto sebagai medium ideal untuk operasi intelijen karena sifatnya yang pseudonim dan lintas batas.
Meski sebagian market kripto sempat bergejolak, harga Bitcoin justru pulih setelah AS berhasil menggagalkan serangan rudal Iran terhadap pangkalan militer di Qatar. Peristiwa ini menegaskan bahwa kripto kini tak hanya jadi alat finansial, tetapi juga bagian dari strategi geopolitik global.
Baca juga Metaplanet Tambah 1.111 Bitcoin, Total Kepemilikan Tembus 11.111 $BTC