Pasar stablecoin yang nilainya diikat ke dolar AS diproyeksikan bakal meroket, bahkan bisa mencapai $1,2 triliun pada tahun 2028. Angka fantastis ini bisa tercapai kalau Amerika Serikat segera mengesahkan regulasi yang jelas soal aset kripto, terutama stablecoin.

Penerbit Stablecoin Jadi Pembeli Surat Utang AS Terbesar
Penerbit stablecoin seperti Tether dan Circle punya kebiasaan unik: mereka menggunakan obligasi atau surat utang pemerintah AS (US Treasury Bills) sebagai jaminan. Saking besarnya, kedua perusahaan ini bahkan sudah melampaui negara-negara besar lain seperti Korea Selatan, Uni Emirat Arab, dan Jerman dalam hal kepemilikan surat utang AS.
Karena permintaan yang terus meningkat ini, pemerintah AS diperkirakan perlu menerbitkan sekitar $5,3 miliar surat utang per minggu selama tiga tahun ke depan.
Baca Juga China Geser Arah Kebijakan Kripto, Pertimbangkan Stablecoin Berbasis Yuan
Tapi, jangan khawatir, menurut Coinbase, peningkatan ini tidak akan membuat suku bunga utang pemerintah AS anjlok signifikan. Sebaliknya, pertumbuhan ini akan terjadi bertahap dan justru didorong oleh adopsi yang lebih luas.
Memicu Aksi Negara Lain untuk Bikin Stablecoin Sendiri

Dominasi dolar AS di dunia digital ini ternyata bikin negara lain mulai bergerak. Mereka merasa perlu punya stablecoin sendiri agar tidak ketinggalan dan bisa tetap kompetitif.
- Korea Selatan berencana mengajukan draf undang-undang regulasi stablecoin pada bulan Oktober mendatang.
- Tiongkok, meskipun selama ini dikenal menentang kripto, dikabarkan mulai mempertimbangkan peredaran stablecoin berbasis yuan. Tapi, kemungkinan besar penggunaannya akan terbatas di wilayah khusus seperti Hong Kong.
Singkatnya, adopsi regulasi di AS akan jadi pendorong utama pertumbuhan stablecoin dan pada akhirnya, hal ini juga akan memicu negara-negara lain untuk turut serta.