Setelah penahanan pada Agustus 2024, Pavel Durov, CEO Telegram, kini kembali mendapatkan izin dari otoritas Prancis untuk bepergian. Izin ini memungkinkan Durov untuk pergi ke Dubai pada 10 Juli 2025, dengan durasi hanya 14 hari.
Sebelumnya, Durov juga sempat diberi izin singkat pada Maret 2025, namun kini dia diizinkan bepergian untuk waktu yang lebih lama. Keputusan ini memberi Durov kesempatan untuk kembali ke Dubai, tempat Telegram berkantor pusat.
Selain urusan pekerjaan, Durov juga memiliki alasan pribadi, seperti mendampingi anaknya yang baru lahir dan anak remajanya yang sedang bersekolah di Dubai. Meskipun tengah terlibat dalam kasus hukum, Durov tetap mendapat kelonggaran untuk kembali ke tempat yang penting bagi hidup dan karirnya.
Tuduhan Hukum dan Pembelaan Durov
Pada tahun 2024, Durov ditahan oleh otoritas Prancis atas tuduhan penyebaran materi ilegal dan pencucian uang yang terkait dengan Telegram. Pihak berwenang Prancis menuduh platform ini memfasilitasi kegiatan terlarang, yang menambah panjang daftar masalah hukum yang harus dihadapi Durov.
Namun, Durov membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa Telegram adalah platform yang mendukung kebebasan berbicara dan perlindungan privasi. Meski harus membayar jaminan sebesar €5 juta dan melapor secara berkala, Durov tetap berkomitmen untuk melawan tuduhan tersebut di pengadilan.
Masalah hukum ini juga menyoroti tantangan besar bagi perusahaan teknologi seperti Telegram dalam beroperasi di tengah regulasi yang ketat.
Baca juga Trump Desak DPR AS Segera Sahkan RUU Stablecoin GENIUS: “Kirim ke Meja Saya, Segera!”
Reaksi Global dan Dampak pada Komunitas Kripto
Penahanan Durov tidak hanya memicu reaksi dari dunia hukum, tetapi juga dari berbagai tokoh besar di dunia teknologi dan crypto. Nama-nama seperti Elon Musk dan Edward Snowden mengkritik keras tindakan Prancis yang dianggap mereka melanggar kebebasan berbicara dan hak privasi di dunia digital.
Seiring dengan perkembangan ini, kita tak bisa mengabaikan dampak yang ditimbulkan pada komunitas teknologi global. Bagaimana negara-negara akan menanggapi kebebasan digital di era blockchain dan kripto, akan menjadi titik balik penting dalam menentukan arah regulasi dan inovasi di masa depan.
Meski ada banyak hal yang masih harus diperjuangkan, Durov dan Telegram tetap berkomitmen untuk menghadirkan platform yang lebih aman dan bebas untuk semua penggunanya.
Baca juga Stablecoin Jadi Primadona! Saham Coinbase dan Circle Langsung Meroket Usai RUU Disahkan
