Ada kabar yang sangat ambisius dari dunia kripto! Plasma, sebuah blockchain Layer 1 yang didesain khusus untuk pembayaran stablecoin, baru saja meluncurkan produk terbarunya: Plasma One.
Plasma bukan pemain biasa. Mereka didukung oleh nama besar seperti Bitfinex (perusahaan saudara dari Tether) dan investor kawakan Peter Thiel. Kini, mereka tidak hanya ingin jadi blockchain biasa, tapi langsung menargetkan posisi sebagai penyedia layanan keuangan global berbasis stablecoin.

Plasma One: Super-App dengan Fitur Perbankan Agresif
Plasma One dipasarkan sebagai “stablecoin-native neobank pertama di dunia.” Anggap saja ini adalah super-app atau bank digital canggih yang fokus utamanya adalah dolar digital (stablecoin), dengan integrasi penuh ke blockchain Plasma sendiri.
Tujuannya adalah menjembatani efisiensi Decentralized Finance (DeFi) dengan kemudahan akses produk perbankan sehari-hari, terutama untuk pengguna di negara berkembang.
Plasma One menjanjikan fitur yang terbilang agresif:
- Akses Stablecoin: Pengguna bisa menggunakan stablecoin seperti USDT layaknya uang tunai melalui kartu fisik maupun virtual.
- Transfer Nol Biaya: Biaya nol untuk transfer USDT.
- Apresiasi Belanja: Cashback 4% untuk setiap transaksi yang dilakukan.
Janji Yield 10% yang Bikin Heboh
Yang paling menarik (dan perlu diwaspadai) adalah janji imbal hasil (yield) lebih dari 10% pada saldo stablecoin yang disimpan pengguna. Angka 10% ini jauh di atas rata-rata, bahkan dibandingkan program DeFi populer lainnya.
Plasma mengklaim yield tinggi ini berasal dari ekosistem DeFi internal mereka sendiri, bukan skema lock-up tradisional. Artinya, pengguna diklaim bisa menarik dana kapan saja tanpa terikat.
Baca Juga Stablecoin $USDH Resmi Diluncurkan Hyperliquid Menangkan Hak Penerbitan
Tentu saja, klaim yield setinggi ini selalu memicu pertanyaan mengenai risiko dan keberlanjutan modelnya—suatu hal yang akan terus dipantau pasar.
CEO Plasma, Paul Faecks, menegaskan misi mereka menghadirkan akses keuangan yang terbuka bagi mereka yang terpinggirkan. Akses awal akan difokuskan ke wilayah dengan penetrasi stablecoin tinggi, seperti Timur Tengah.
Plasma sendiri sudah dikenal setelah berhasil mengumpulkan $1 miliar pre-deposit untuk token $XPL dan mendapat dukungan dari tokoh penting seperti Paolo Ardoino (Tether).
Dengan jadwal peluncuran mainnet beta pada 25 September 2025, proyek ini memasuki fase penting. Plasma kini bertransformasi dari sekadar blockchain menjadi platform distribusi finansial global yang siap menantang bank tradisional dengan keunggulan stablecoin.