Tiga nama besar—DBS, Franklin Templeton, dan Ripple—baru saja berkolaborasi untuk meluncurkan layanan inovatif bagi investor institusional. Kemitraan ini bertujuan untuk mempermudah perdagangan dan pinjaman menggunakan aset yang sudah ditokenisasi.
Apa yang Mereka Tawarkan?
Layanan ini memanfaatkan XRP Ledger dari Ripple dan akan berfokus pada dua aset utama:
- sgBENJI: Ini adalah versi token dari US Dollar Short-Term Money Market Fund milik Franklin Templeton.
- Ripple USD (RLUSD): Ini adalah stablecoin yang dibuat oleh Ripple.
Dengan kombinasi ini, investor bisa dengan mudah berpindah antara dua aset tersebut. Artinya, mereka bisa menukar stablecoin mereka dengan aset yang menghasilkan imbal hasil, atau sebaliknya, tanpa hambatan. Ini sangat membantu untuk mengelola portofolio di tengah pasar yang fluktuatif.
Fitur Unggulan dan Dampaknya
- Fleksibilitas dan Efisiensi: Berkat layanan ini, investor bisa berdagang sgBENJI dan RLUSD kapan saja. Menurut Ripple, ini adalah “game-changer” karena memungkinkan investor memiliki efisiensi modal dan likuiditas yang lebih baik.
- Jaminan Pinjaman: Ke depannya, DBS berencana memungkinkan investor menggunakan sgBENJI sebagai jaminan untuk pinjaman. Ini membuka pintu bagi penggunaan aset tokenisasi yang lebih luas dalam sistem keuangan tradisional.
Mengapa Ini Penting?
Langkah ini menunjukkan bahwa teknologi tokenisasi bukan lagi sekadar konsep. Ini menjadi solusi nyata yang digunakan oleh institusi keuangan besar untuk meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas.
Baca Juga Monero Rebound, $XMR Tembus 7% Walau Terjadi Reorg Terbesar Sejarahnya
Selain itu, kolaborasi ini memperkuat tren yang sudah terlihat: semakin banyak investor institusional yang tertarik untuk berinvestasi di aset digital. Sebuah survei bahkan menunjukkan 87% investor besar berencana berinvestasi di aset digital pada tahun 2025.