Founder FTX Sam Bankman-Fried (SBF), kembali bikin heboh setelah muncul di X dengan klaim bahwa FTX sebenarnya tidak pernah bangkrut. Dalam dokumen 15 halaman yang ia unggah pada 30 Oktober, SBF menuding firma hukum Sullivan & Cromwell (S&C) serta John J. Ray III—CEO FTX pasca kebangkrutan.
SBF berargumen, saat itu aset FTX masih jauh lebih besar dari liabilitas dan seluruh nasabah bisa dibayar penuh jika tidak ada intervensi hukum. Ia juga mengeklaim lebih dari $100 miliar nilai perusahaan hilang karena penjualan cepat aset strategis seperti Solana, Robinhood, dan Anthropic di bawah harga pasar.
Menurutnya, krisis likuiditas kala itu hanya sementara dan sudah ada rencana pendanaan $8 miliar untuk menutup celah keuangan. Tapi bagi komunitas kripto, pernyataan itu tak lebih dari narasi lama yang diulang dan menjadi upaya membenarkan kesalahan tanpa mengakui akar masalahnya.
Komunitas Kripto Berkata “Itu Penggelapan, Bukan Salah Hukum”
Tak butuh waktu lama bagi komunitas kripto untuk menanggapi klaim tersebut. Banyak pengguna X menegaskan bahwa FTX hancur bukan karena pengacara, tapi karena penyalahgunaan dana pelanggan. “You can’t use customer funds to make investments,” tulis salah satu pengguna yang langsung viral.
Analis on-chain ZachXBT juga ikut menanggapi. Ia menegaskan bahwa kerugian pengguna FTX terjadi karena perhitungan aset dilakukan pada harga saat kebangkrutan, bukan nilai pasar hari ini. “Kenaikan harga SOL atau BTC sekarang cuma kebetulan, bukan bukti solvabilitas,” ujarnya.
Bagi publik, pernyataan SBF terasa seperti bentuk penyangkalan moral terhadap kenyataan. Narasi bahwa “FTX masih bisa menyelamatkan nasabah” dianggap sebagai kampanye citra diri. Kredibilitasnya sudah runtuh, dan setiap klarifikasi baru justru menambah ketidakpercayaan publik terhadap sosok yang dulu dianggap “jenius kripto” itu.
Baca juga Yuga Labs Gandeng Amazon Gaming Luncurkan NFT “Boximus” Jelang Otherside Nexus
Sam Bankman-Fried Sebut Leverage 1.000x di Kripto “Sudah Tidak Masuk Akal”
Sementara SBF sibuk memutar narasi, Brett Harrison, mantan Presiden FTX US, justru melangkah ke arah berbeda. Dalam wawancara dengan Decrypt, ia menyebut leverage ekstrem hingga 1.000x di bursa kripto sebagai praktik yang tidak bertanggung jawab.
Harrison kini sedang menyiapkan peluncuran Architect, platform derivatif untuk saham dan forex tanpa aset kripto sama sekali. Ia menjelaskan bahwa perdagangan derivatif seharusnya berfungsi sebagai alat lindung nilai, bukan arena spekulasi liar.
Di platform barunya, leverage akan dibatasi hingga 25x untuk aset stabil seperti EUR/USD dan hanya 8x untuk saham volatil seperti Tesla. Pendekatan ini dirancang agar trader bisa membangun posisi jangka panjang tanpa risiko likuidasi massal seperti di pasar kripto.
Baca juga Western Union Resmi Masuk Kripto! Patenkan “WUUSD” dan Umumkan Stablecoin di Solana
