Ada pemain baru yang langsung bikin heboh di jagat Decentralized Finance (DeFi) namanya Aster. Protokol ini baru saja rebrandin) dan langsung jadi perbincangan panas.
Bayangkan, harga token mereka langsung meroket ratusan persen dalam hitungan hari setelah peluncuran pada 17 September. Tapi, di balik kesuksesan yang super-ngebut ini, ada satu hal yang bikin orang penasaran: Siapa sebenarnya CEO mereka?
Baca Juga $ASTER Ganti Rugi Trader Usai Glitch $XPL Perpetual Dorong Harga ke US$4
Leonard: Sang Pemimpin Misterius
Bos besar Aster cuma dikenal dengan nama Leonard. Dia memang rajin muncul di siaran pers atau sesi tanya jawab (Ask Me Anything atau AMA), ngomongin roadmap canggih, branding keren, dan keamanan proyek.
Tapi… wajahnya? Identitas aslinya? Riwayat kerjanya? Semua tertutup rapat.
Coba lihat profil X (Twitter) Leonard: cuma ada gambar siluet orang ber-hoodie, tanpa info pribadi sama sekali. Bionya singkat: “CEO @Aster_DEX. Reimagining the future of decentralized trading.” Akunnya pun baru dibuat Maret lalu, pas Aster mau rebranding. Benar-benar bikin penasaran.
Bagaimana Aster Bisa Sekuat Ini?
Aster ini bukan datang dari nol. Mereka adalah gabungan dari dua platform:
- Astherus (protokol yield alias penghasil imbal hasil).
- APX (bursa derivatif abadi/Perp-DEX).
Tujuan rebranding April lalu adalah menyatukan kekuatan itu dan all-out bersaing di pasar bursa derivatif terdesentralisasi yang ketat. Leonard berjanji, Aster ingin menguasai dua sumber cuan utama di kripto: bursa perdagangan dan layanan pinjaman (lending). Mereka menawarkan dua mode perdagangan:
- Simple Mode: Gampang, on-chain total, tidak perlu deposit ribet.
- Pro Mode: Pakai order book, cocok buat trader yang lebih profesional.
Efek Magis dari CZ Binance
Tidak bisa dimungkiri, lonjakan awal Aster sebagian besar dipicu oleh Changpeng “CZ” Zhao, pendiri Binance. CZ cuma kasih komentar singkat di X tentang peluncuran token Aster: “Well done! Good start. Keep building!”
Sontak, tweet singkat itu langsung bikin para spekulan euforia! Dalam sekejap, volume perdagangan Aster melesat hingga $324 juta. Kata analis, ini sinyal bagus karena kenaikan harga didukung oleh partisipasi pasar yang luas, bukan cuma ulah trader iseng.
Meski sedang di atas angin, Leonard mengakui Aster masih punya PR besar: kenyamanan pengguna di perangkat mobile dan kedalaman likuiditas.
“Pengalaman mobile memang kelemahan umum di Web3,” katanya. Tapi mereka berkomitmen untuk membenahinya. Di dunia kripto, kalau pendirinya anonim seperti Leonard, komunitas harus sepenuhnya mengandalkan:
- Audit kode (Peckshield sudah melakukan ini).
- Pengawasan ketat dari komunitas sendiri.
Leonard mencoba membangun jembatan kepercayaan ini lewat keterlibatan komunitas dan visi jangka panjang yang jelas. Ia berargumen bahwa transparansi identitas pun tidak selalu menjamin kejujuran, seperti kasus kejatuhan Sam Bankman-Fried (FTX).
