Solv Protocol secara resmi meluncurkan SolvBTC.AVAX, sebuah token Bitcoin penghasil yield-bearing di jaringan Avalanche, yang dirancang khusus untuk memberikan eksposur tambahan bagi investor institusional terhadap peluang imbal hasil yang didukung oleh aset dunia nyata (real-world assets/RWA), seperti obligasi pemerintah AS dan kredit swasta.
Peluncuran token ini dilakukan pada 16 Mei 2025 melalui kolaborasi tujuh pihak, termasuk Solv, Avalanche, Balancer, Elixir, Euler, Re7 Labs, dan LFJ. Menurut Solv, token ini menghubungkan Bitcoin (BTC) dengan real world assets yang sebelumnya tidak berkorelasi, seperti obligasi pemerintah AS dan pembiayaan swasta yang dikelola oleh institusi besar seperti BlackRock dan Hamilton Lane.
Menurut pendiri Solv Protocol, Ryan Chow, proyek ini bertujuan agar Bitcoin bisa terintegrasi dengan siklus ekonomi real world assets, berbeda dari pola tradisional Bitcoin yang cenderung mengikuti siklus empat tahunan dengan volatilitas tinggi.
Bagaimana SolvBTC.AVAX Bekerja
Token SolvBTC.AVAX menggunakan cross protocol strategy untuk menghasilkan imbal hasil. Strategi ini melibatkan penggunaan stablecoin deUSD milik Elixir, eksposur terhadap surat utang pemerintah AS yang dikelola oleh BlackRock dan Hamilton Lane melalui Elixir, serta pemanfaatan platform lending Euler untuk memperbesar paparan terhadap real world assets (RWA).
Yang menarik, imbal hasil (yield) diberikan dalam bentuk BTC, bukan mata uang fiat atau stablecoin. Ini menambah daya tarik bagi investor kripto yang ingin menambah kepemilikan Bitcoin tanpa harus menjual aset mereka.

Solv Protocol dan Posisi di Dunia DeFi
Solv dikenal sebagai platform staking berbasis Bitcoin yang menyediakan berbagai strategi imbal hasil di berbagai blockchain dan decentralized finance (DeFi). Saat ini, Solv mengelola lebih dari $2,3 miliar total locked value (TVL), menjadikannya salah satu pemain utama dalam sektor DeFi yang fokus pada Bitcoin.

Peluncuran token SolvBTC.AVAX ini terjadi di tengah meningkatnya minat terhadap solusi imbal hasil Bitcoin, terutama dari kalangan investor institusional.
Awal bulan ini, bursa kripto Coinbase juga meluncurkan Bitcoin Yield Fund, yang menawarkan imbal hasil tahunan antara 4% hingga 8% dengan menggunakan strategi cash-and-carry, yakni membeli BTC di pasar spot dan menjual kontrak futures sebagai lindung nilai.
Analis CoinShares, Satish Patel, sebelumnya telah memprediksi tren ini sejak Desember lalu, menyebutkan bahwa investor mulai melihat Bitcoin tidak hanya sebagai penyimpan nilai (store of value), tetapi juga sebagai alat untuk menghasilkan pendapatan pasif.
Baca Juga Crypto Narratives 2025: Top 5 Aset Kripto Sektor Internet Capital Markets (ICM)
Bahkan, perusahaan MicroStrategy milik Michael Saylor kini melacak performa strategi mereka melalui metrik baru bernama “BTC Yield”, yang mengukur tambahan akumulasi BTC dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar. Hingga saat ini, metrik tersebut mencatat imbal hasil sebesar 15,5% sejak awal tahun 2025.