Apa itu Meteora (MET)?
Meteora adalah decentralized liquidity protocol dan infrastructure layer yang dibangun di atas blockchain Solana, dirancang untuk menyediakan solusi liquidity yang efisien, composable, dan sustainable bagi berbagai aplikasi DeFi, liquidity provider (LP), launchpad, hingga token launch. Protokol ini hadir untuk mengatasi berbagai permasalahan klasik dalam DeFi seperti fragmentasi liquidity, inefficient capital allocation, high slippage saat volatilitas pasar, serta unfair token launches yang sering kali didominasi oleh bot.
Proyek ini merupakan hasil evolusi dari Mercurial Finance, salah satu proyek DeFi tertua di Solana yang diluncurkan pada Mei 2021. Mercurial dikenal sebagai stablecoin AMM pertama di jaringan tersebut, dengan TVL sempat menembus $200 juta di masa puncaknya. Fokus utamanya adalah menyediakan stablecoin liquidity pools yang efisien. Namun, collapse FTX/Alameda pada November 2022 memberikan dampak besar bagi proyek ini, sebagian besar MER governance tokens terkunci di exchange, dan eksposur risiko insolvensi membuat Mercurial kehilangan kepercayaan pasar.
Alih-alih melakukan recovery, tim di bawah pimpinan Ben Chow dan Meow (pseudonym) memilih untuk menutup Mercurial dan membangun ulang dari nol. Hasilnya adalah Meteora, yang resmi diluncurkan pada Februari 2023 sebagai rebranded protocol dengan token baru $MET dan refreshed tokenomics. Sebagai bentuk kompensasi, tim mengalokasikan 20% dari total supply MET kepada para stakeholder Mercurial berdasarkan snapshot Februari 2022.
Kini, per Oktober 2025, Meteora tumbuh menjadi salah satu pemain utama di ekosistem DeFi Solana dengan TVL mencapai $817 juta, cumulative swap volume sebesar $227,2 miliar, dan fee revenue hingga $1,67 miliar. Dengan market share sekitar 28% dari total DEX volume di Solana, Meteora berhasil menggeser Raydium dan Orca sebagai DEX terbesar di jaringan Solana. Menariknya, lebih dari 90% revenue platform berasal dari memecoin pools, yang mencerminkan betapa kuatnya peran Meteora dalam menggerakkan liquidity flow di sektor paling aktif dalam ekosistem Solana.
Fitur Utama
Dynamic Liquidity Market Maker (DLMM)
Terinspirasi oleh Liquidity Book dari Trader Joe, DLMM mengatur liquidity ke dalam “price bins” diskrit untuk trading zero-slippage dalam bins. LP dapat berkonsentrasi pada rentang khusus seperti Spot untuk distribusi seragam, Curve untuk fokus market-price, atau Bid-Ask untuk strategi DCA. Sistem ini meningkatkan capital efficiency 40-60% dibanding AMM tradisional sambil mengurangi impermanent loss.
Dynamic Automated Market Maker (DAMM v2)
AMM constant-product yang dapat dikonfigurasi mendukung rentang harga penuh (0 hingga infinity). Features meliputi fee scheduler, dynamic fees, dan Liquidity Distributor NFT untuk auto-compounding rewards. Tersedia dalam varian: Stable (stablecoin berisiko rendah), Volatile (pasangan non-stable), dan Memecoin (liquidity terkunci untuk peluncuran).
Dynamic Vaults
Secara otomatis menyeimbangkan ulang aset LP yang menganggur di seluruh protokol lending seperti Kamino, MarginFi, dan Solend setiap menit melalui off-chain keeper, menghasilkan “dual yield” (swap fees + lending interest, ~4-5% APY pada stables). Mendukung deposit/penarikan kapan saja dengan penilaian risiko berdasarkan audit dan asuransi.
Alpha Vaults dan Meteora Lock
Alpha Vaults membatasi sniper bot selama launching dengan features seperti batas pembelian maksimum dan vesting, memastikan distribusi yang adil. Meteora Lock memungkinkan vesting on-chain untuk tim/investor yang dapat diverifikasi untuk transparansi.
M3M3 Stake-to-Earn
Platform game-theoretic untuk pemegang memecoin, memberikan reward kepada top staker (proporsional dengan ukuran stake) dengan fees dari liquidity yang terkunci. Mendorong kepemilikan jangka panjang melalui compounding returns dan langkah-langkah anti-volatilitas.
Team & Leadership
Meow (Co-Founder & Acting Lead) Founder Jupiter, DEX aggregator terbesar di Solana. Mengawasi strategi, governance, dan transisi pasca-2025. Meow memimpin rebrand Mercurial ke Meteora serta pengembangan DLMM. Pada Februari 2025, ia sempat dikaitkan dengan skandal Libra insider trading, namun menugaskan investigasi independen Fenwick & West dan memperkuat pengawasan DAO.
Ben Chow (Co-Founder & ex-CEO) Arsitek utama DLMM dan DAMM, juga co-founder Jupiter. Mengundurkan diri Februari 2025 di tengah tuduhan terkait skandal Libra, meski membantah keterlibatan langsung dan menyebut peran pihak ketiga.
Key Members:
- TRAV (CTO): Lead pengembangan DLMM & dynamic fee system; eks-kontributor Uniswap v3 dan Curve Finance.
- ROOK (COO): Menangani operasi, kemitraan, dan compliance; ex-investment banker.
- M3M3 (Core Dev): Fokus pada AMM architecture & governance tools.
- Zhen Hoe Yong (Co-Founder): Memimpin arah pengembangan dan strategi pasca-rebrand.
Governance Structure
Meteora beroperasi di bawah DAO governance, dengan token $MET memberi hak voting komunitas menggunakan quadratic voting. Struktur mencakup core dev team, LP Army (komunitas liquidity providers), dan DAO council sebagai pengelola proposal & insentif.
Tokenomics $MET
Total Supply: 1.000.000.000 MET (fixed, tanpa inflasi)
Circulating Supply saat TGE: 480.000.000 MET (48% dari total supply, sepenuhnya unlocked dan liquid sejak peluncuran)
Distribusi Token & Supply

Sebanyak 48% dari total supply (480 juta MET) beredar sejak hari peluncuran (TGE), Dari total tersebut:
- 15% (150 juta MET) dialokasikan untuk Mercurial stakeholders sebagai kompensasi bagi pemegang token lama (MER).
- 15% (150 juta MET) digunakan untuk LP Stimulus Plan, yaitu reward bagi early adopter dan liquidity provider awal.
- 5% (50 juta MET) disisihkan sebagai Mercurial Reserve untuk kebutuhan ekosistem.
- 3% (30 juta MET) diberikan ke Launch Pools & Launchpad users sebagai insentif bagi pengguna awal.
- 3% (30 juta MET) untuk Jupiter Stakers, hasil kolaborasi strategis antara Meteora dan Jupiter.
- 3% (30 juta MET) dialokasikan untuk CEX & Market Makers guna memastikan liquidity awal di bursa.
- 2% (20 juta MET) diberikan kepada M3M3 stakeholders sebagai community reward.
- 2% (20 juta MET) disiapkan untuk off-chain contributors, yaitu kontributor DAO dan komunitas.
Sementara 52% (520 juta MET) sisanya di-vest secara linear selama 6 tahun, terdiri dari:
- 34% (340 juta MET) untuk Meteora Ecosystem Reserve, yang digunakan untuk insentif, kemitraan, dan pengembangan jangka panjang.
- 18% (180 juta MET) untuk tim inti Meteora, memastikan penyelarasan visi dan komitmen jangka panjang.
Utility Token MET
Token $MET memiliki empat fungsi utama:
- Governance
Pemegang MET dapat ikut menentukan arah proyek melalui on-chain DAO voting menggunakan sistem quadratic voting, agar keputusan tidak didominasi oleh whale. - Staking & Rewards
Holder dapat melakukan staking untuk mendapatkan 10–20% dari protocol fees, dengan reward dibayarkan dalam MET atau stablecoins. - Fee Sharing
Sebesar 10–20% dari total swap fees disalurkan ke MET stakers dan DAO treasury, sementara 80–90% dialokasikan langsung ke LP di dalam pool. - Liquidity Incentives
Melalui program LP Army, liquidity provider mendapat reward tambahan saat menambah kedalaman di DLMM/DAMM pools, menjaga kestabilan dan efisiensi likuiditas.
Kesimpulan
Meteora ($MET) berhasil memantapkan posisinya sebagai DEX terbesar di ekosistem Solana, berkat kombinasi inovasi teknologi, tokenomics sehat, dan strategi rebranding yang kuat dari tim Mercurial lama. Dengan produk unggulan seperti DLMM dan DAMM, Meteora menawarkan likuiditas efisien, slippage minim, dan yield berlapis bagi LP serta pengguna DeFi.
Dari sisi governance, DAO berbasis quadratic voting memberi kekuatan pada komunitas untuk ikut menentukan arah proyek, sementara token $MET berperan penting sebagai alat voting, staking, dan insentif ekosistem.
Dengan TVL $817 juta, fee revenue $1,67 miliar, dan dominasi 28% market share DEX Solana, Meteora bukan sekadar proyek rebrand — tapi contoh nyata transformasi sukses di dunia DeFi. Jika pertumbuhan ekosistem Solana terus berlanjut, Meteora berpotensi menjadi liquidity hub utama untuk era baru decentralized finance.









