Ini Perbedaan dari Layer 1, 2, dan 3 dalam Crypto!

Blockchain Trilemma adalah tantangan untuk mencapai desentralisasi, keamanan, dan skalabilitas secara bersamaan. Biasanya, meningkatkan satu aspek memerlukan kompromi pada aspek lain.  Misalnya, Bitcoin memprioritaskan desentralisasi dan keamanan sehingga transaksinya lebih lambat.

Proyek lain mencoba meningkatkan skalabilitas dengan solusi layer 2 atau mekanisme konsensus alternatif, tetapi tetap menghadapi trade-off. Tantangan bagi pengembang adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara ketiga aspek ini sesuai dengan tujuan proyek mereka.

Ini Perbedaan dari Layer 1, 2, dan 3 dalam Crypto!
Source: Crypto 101

Layer 1 Blockchain

Layer 1 blockchain adalah lapisan dasar atau fondasi dari jaringan blockchain. Ini adalah protokol utama blockchain di mana transaksi dicatat dan consensus mechanism dijalankan. Solusi Layer 1 sangat penting untuk fungsi blockchain dan menentukan karakteristik intinya, seperti keamanan, desentralisasi, dan Native Token.

Fitur utama dari Layer 1 blockchain meliputi:

Contoh Layer 1 blockchain adalah Bitcoin, Ethereum, dan jaringan blockchain mandiri lainnya. Jaringan ini berfungsi sebagai dasar untuk membangun decentralized application (dApps), smart contract, dan solusi berbasis blockchain lainnya.

Layer 1 solution sangat penting untuk membangun infrastruktur dasar ekosistem blockchain. Namun, mereka mungkin menghadapi tantangan terkait skalabilitas, seperti throughput transaksi yang terbatas dan biaya yang tinggi. Untuk mengatasi keterbatasan ini, lapisan tambahan, seperti Layer 2 scaling solution, dapat dibangun di atas Layer 1 untuk meningkatkan skalabilitas sambil mempertahankan keamanan dan desentralisasi dari protokol dasar.

Layer 2 Blockchain

Layer 2 blockchain adalah secondary framework yang dibangun di atas Layer 1, menyediakan fungsionalitas tambahan dan scalability solution sambil memanfaatkan keamanan dan desentralisasi dari Layer 1 protocol yang mendasarinya.

Fitur utama dari Layer 2 blockchain meliputi:

Layer 2 blockchain berperan penting dalam mengatasi tantangan skalabilitas yang dihadapi oleh Layer 1 sambil mempertahankan keamanan dan desentralisasi. Dengan memindahkan beberapa transaksi dan komputasi ke secondary layer, Layer 2 solution memungkinkan jaringan blockchain untuk menangani volume transaksi yang lebih tinggi dan mendukung berbagai penggunaan.

Layer 3 Blockchain

Layer 3 blockchain mengacu pada perluasan atau tambahan lebih lanjut ke Layer 1 and Layer 2 framework. Meskipun konsep Layer 3 tidak se-standar seperti Layer 1 dan Layer 2, ini umumnya mengacu pada protokol tambahan, jaringan, atau aplikasi yang dibangun di atas infrastruktur Layer 1 dan Layer 2 untuk menyediakan fungsionalitas yang lebih canggih.

Karakteristik utama dari Layer 3 blockchain meliputi:

Contoh Layer 3 blockchain meliputi:

Layer 3 blockchain initiative masih berkembang, dan implementasinya dapat sangat bervariasi tergantung pada kasus penggunaan spesifik dan kemajuan teknologi. Solusi ini bertujuan untuk lebih memperluas kemampuan dan utilitas teknologi blockchain, membuka kemungkinan baru untuk inovasi dan adopsi di berbagai industri dan aplikasi.

Baca Juga Anak Perusahaan Sony Berganti Merek Menjadi S.BLOX, Memperluas Perdagangan Kripto

Perbedaan Antara Layer 1, 2, dan 3:

LayerDeskripsi
Prominent Users
Use Cases
Layer 1ProtokolBitcoin, Ethereum, Litecoin, RippleTransaksi aman, data
Layer 2Scalability SolutionsBinance, Coinbase, Kraken, UniswapKecepatan transaksi yang ditingkatkan, biaya yang dikurangi, interoperabilitas
Layer 3Applications and ServicesKraken, Uniswap, MetaMask, PancakeSwap, OpenSea, AaveBiaya yang dikurangi, interoperabilitas, dApps, platform DeFi, NFT, crypto trading

Kesimpulan

Secara keseluruhan, setiap layer memiliki peran unik dalam meningkatkan fungsionalitas, efisiensi, dan kegunaan dari ekosistem blockchain, sehingga memungkinkan penciptaan dan penggunaan decentralized application yang lebih luas dan lebih efisien.

Exit mobile version