Setiap kali pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) semakin dekat, ketidakpastian kerap meningkat, mengakibatkan gejolak di pasar keuangan. Dalam menghadapi kondisi yang tidak pasti ini, para investor biasanya mencari aset yang dianggap aman, seperti emas dan obligasi pemerintah, atau melakukan taruhan tak langsung berdasarkan hasil pemilu. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap Bitcoin sebagai aset alternatif kian meningkat, terutama karena Bitcoin sering dianggap sebagai “emas digital.” Pertanyaan yang muncul adalah, apakah Bitcoin tetap menjadi aset yang aman di tengah ketidakpastian politik ini?
Jejak Performa Bitcoin pada Pemilu AS Sebelumnya
Untuk memahami kemungkinan pergerakan harga Bitcoin pada pemilu 2024, kita bisa menilik perilakunya selama pemilu-pemilu sebelumnya.
- Pemilu 2012 (Barack Obama vs. Mitt Romney): Saat itu, Bitcoin baru mulai dikenal publik dengan kapitalisasi pasar sekitar $100 juta. Harga Bitcoin berfluktuasi antara $10-$12, tetapi dampak pemilu terhadap harga Bitcoin sangat kecil. Pemilu ini menandai awal dari Bitcoin sebagai aset digital yang menarik perhatian meski masih terbatas pada komunitas kecil.
- Pemilu 2016 (Donald Trump vs. Hillary Clinton): Pada 2016, Bitcoin mulai lebih merespon peristiwa global. Dengan kapitalisasi pasar lebih dari $12 miliar dan harga berkisar antara $700-$800, pemilihan Trump mendorong minat pada Bitcoin sebagai alternatif di tengah ketidakpastian ekonomi. Setelah pemilu, harga Bitcoin mulai melonjak, didorong oleh ketidakpastian kebijakan ekonomi AS dan minat institusi terhadap aset digital ini.
- Pemilu 2020 (Joe Biden vs. Donald Trump): Pemilu 2020 berlangsung di tengah pandemi COVID-19, yang membawa ketidakpastian ekonomi yang tinggi. Harga Bitcoin pada awal pemilu sekitar $13.000 dan berfluktuasi tajam selama minggu pemilu. Namun, setelah pemilu, Bitcoin mengalami lonjakan hingga hampir $20.000 pada akhir tahun, didorong oleh stimulus fiskal yang besar, inflasi yang meningkat, dan adopsi institusi yang lebih luas terhadap Bitcoin.
2024: Apakah Bitcoin Aset Safe Haven?
Menjelang pemilu 2024, minat terhadap Bitcoin sebagai aset safe haven semakin kuat. Data terbaru menunjukkan bahwa korelasi Bitcoin dengan indeks saham S&P 500 turun menjadi 0,02 pada tahun 2024, yang berarti Bitcoin kurang terikat pada aset risiko tradisional. Meski begitu, volatilitasnya masih tinggi dengan rata-rata volatilitas 4,5% dalam periode 30 hari pada kuartal kedua 2024, dibandingkan dengan emas yang hanya 1,2%. Kapitalisasi pasar Bitcoin telah mencapai $600 miliar di Agustus 2024, didukung oleh minat institusional yang meningkat.
Beberapa peristiwa geopolitik 2024 juga memperlihatkan peran Bitcoin sebagai aset aman. Misalnya, saat ketegangan AS dan China meningkat pada Mei 2024, harga Bitcoin naik sebesar 18% dalam dua minggu, jauh lebih tinggi dari emas yang hanya naik 3%.
Dampak Kebijakan Politik pada Bitcoin
Regulasi
Regulasi terhadap cryptocurrency di AS masih tidak pasti, dan hasil pemilu 2024 bisa mengubah arah kebijakan. Jika undang-undang Digital Asset Market and Investor Protection Act disahkan, bisa saja terjadi peningkatan biaya kepatuhan bagi bursa kripto di AS serta penurunan volume perdagangan hingga 15-20%.
Kebijakan Ekonomi
Masa depan Bitcoin juga bergantung pada kebijakan ekonomi yang diambil pemerintahan baru, terutama kebijakan suku bunga Federal Reserve. Jika suku bunga tetap tinggi, aset-aset tanpa penghasilan seperti Bitcoin mungkin kurang menarik. Namun, ekspektasi bahwa suku bunga akan diturunkan dapat menjadikan Bitcoin lebih menarik bagi investor karena biaya peluangnya berkurang.
Skenario Pemilu: Jika Kamala Harris Menang vs. Jika Donald Trump Menang
Jika Harris menang, diharapkan ia mengambil pendekatan seimbang untuk melindungi konsumen namun tetap mendukung inovasi di sektor kripto. Namun, Demokrat memiliki pandangan yang terbagi mengenai kripto, dengan beberapa tokoh seperti Senator Elizabeth Warren mendesak pengawasan ketat.
Sementara itu, jika Trump menang, ia cenderung mendorong keberlanjutan operasi penambangan Bitcoin di AS dan mengusulkan strategic Bitcoin reserve untuk menjadikan AS pemimpin dalam aset digital ini. Trump juga mengusulkan pemotongan pajak modal dari 20% menjadi 15%, yang bisa menguntungkan investor kripto.
Baca Juga: Bedah Kripto Kroma ($KRO)
Prospek Harga Bitcoin Pasca Pemilu
Dalam konteks analisis teknikal menggunakan timeframe weekly, proyeksi dari lembaga-lembaga keuangan besar dapat memperkuat potensi pergerakan bullish Bitcoin jika terjadi breakout dari pola bullish flag yang sedang terbentuk.
- Goldman Sachs: Jika hasil pemilu 2024 mengarah pada kemenangan Donald Trump, Goldman Sachs memperkirakan harga Bitcoin bisa mencapai hingga $100.000. Ini didasarkan pada ekspektasi bahwa deregulasi dan pemotongan pajak akan lebih mendukung industri kripto, dan mendorong permintaan institusional yang lebih tinggi untuk Bitcoin.
- JP Morgan: Meskipun tidak meramalkan lonjakan besar, JP Morgan memperkirakan bahwa harga Bitcoin akan berfluktuasi antara $25.000 hingga $45.000, dengan hasil pemilu yang mempengaruhi tingkat volatilitasnya. Ini menunjukkan bahwa volatilitas tinggi yang diperkirakan dapat sejalan dengan pola breakout bullish pada chart weekly, khususnya jika hasil pemilu memicu sentimen ketidakpastian di pasar.
- BlackRock dan Fidelity: Kedua lembaga keuangan ini menunjukkan kepercayaan yang semakin besar terhadap Bitcoin dengan peningkatan arus masuk ke ETF Bitcoin. Ini menunjukkan dukungan institusi besar terhadap Bitcoin, yang dapat memperkuat pola bullish jika harga terus menguat, terutama setelah breakout.
- Deutsche Bank: Deutsche Bank memberikan proyeksi bahwa harga Bitcoin bisa mencapai sekitar $80.000 jika kebijakan yang mendukung kripto diterapkan setelah pemilu. Hal ini juga dapat mendukung potensi kenaikan harga yang diperkirakan secara teknikal jika pola bullish flag berhasil ditembus.
Secara keseluruhan, prediksi dari lembaga-lembaga keuangan ini sejalan dengan analisis teknikal yang menunjukkan peluang Bitcoin untuk terus naik, terutama jika harga berhasil keluar dari pola bullish ini. Hasil pemilu dan kebijakan yang mendukung kripto dapat menjadi faktor fundamental yang memicu peningkatan lebih lanjut, serta menjadikan Bitcoin sebagai aset yang menarik dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa depan.
Kesimpulan
Bitcoin kini berada di titik penting menjelang Pemilu AS 2024. Jika hasil pemilu mendukung kebijakan pro-cryptocurrency, Bitcoin bisa mengalami pertumbuhan pesat dan adopsi lebih luas. Meski volatilitasnya masih tinggi, kehadiran Bitcoin sebagai alternatif safe haven semakin kokoh, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Terlepas dari hasil pemilu, semakin banyak institusi besar yang menerima dan mengakui Bitcoin, menandakan bahwa cryptocurrency ini telah menjadi bagian dari masa depan keuangan global.
Bitcoin, atau “emas digital,” kini tidak hanya dilihat sebagai aset spekulatif, tetapi juga sebagai alternatif bagi investor yang ingin melindungi portofolio mereka dari ketidakpastian ekonomi yang tinggi.