Changpeng “CZ” Zhao, salah satu pendiri dan mantan CEO Binance, mengkritik proses listing token di Centralized Exchange (CEX) minggu ini. Menurutnya, sistem saat ini sering menyebabkan harga token melonjak di Decentralized Exchange (DEX) sebelum akhirnya mengalami penurunan tajam saat diperdagangkan di CEX, menjadikannya sistem yang tidak adil dan tidak efisien.
“Saya rasa proses listing Binance agak bermasalah. Mereka mengumumkan, lalu mencatatkan token hanya dalam waktu 4 jam. Periode pemberitahuan memang diperlukan, tetapi dalam 4 jam itu, harga token melonjak di DEX, lalu orang-orang menjualnya di CEX,” tulis Zhao di platform X pada 9 Februari.
Namun, ada masalah yang lebih mendalam yang membuat pendekatan ini sulit diterapkan.
Perubahan dari Jumlah Pengguna ke Dinamika Pasar
CZ sebelumnya menyatakan bahwa “jumlah pengguna yang besar” adalah salah satu metrik utama yang digunakan Binance dalam mempertimbangkan listing token. Kini, ia berpendapat bahwa jika ada jeda waktu singkat antara pengumuman listing di CEX dan token mulai diperdagangkan, maka harga token akan naik di DEX sebelum akhirnya mengalami penurunan karena aksi arbitrase di CEX.
Lalu, bagaimana dengan pentingnya “jumlah pengguna yang besar”? Saat CZ masih menekankan metrik ini, industri kripto lebih berfokus pada aspek utilitas daripada sekadar spekulasi.
Dulu, butuh waktu satu dekade untuk melihat satu juta proyek diluncurkan. Kini, setiap bulan ada lebih dari satu juta proyek baru yang masuk ke pasar. Akibatnya, tidak cukup banyak proyek berbasis utilitas yang mampu bersaing.
Ketika investor lebih tertarik mengejar keuntungan cepat dari token yang baru diluncurkan di DEX, mengapa mereka harus berkomitmen pada proyek jangka panjang yang berbasis utilitas?
Jalur Misterius Menuju Listing di CEX
Mendaftarkan token di DEX cukup sederhana. Proyek hanya perlu memiliki token dan aset yang sudah mapan—seperti USDT, USDC, ETH, atau SOL—lalu membuat pasangan likuiditas. Ini bisa dilakukan dengan mudah di platform seperti Raydium, Uniswap, PancakeSwap, dan lainnya.
Tidak ada persyaratan yang rumit atau tahapan persetujuan yang harus dilewati. Bahkan, DEX seperti Pump.fun memberikan kebebasan sedemikian rupa hingga menarik gugatan hukum terkait sekuritas yang tidak terdaftar dan pelanggaran hak kekayaan intelektual.
Namun, meskipun DEX secara kolektif memfasilitasi volume perdagangan harian sebesar $16 miliar, jumlah ini masih jauh lebih kecil dibandingkan CEX yang mencatatkan lebih dari $165 miliar dalam 24 jam. Kesempatan untuk menjangkau lebih banyak investor mendorong proyek untuk mengejar listing di CEX, yang menawarkan likuiditas lebih dalam dan eksposur pasar yang lebih besar.
Untuk bisa masuk ke CEX, proyek harus memenuhi berbagai kriteria seperti adopsi pasar, komunitas yang aktif, inovasi teknologi, tokenomics yang jelas, dan aspek keamanan. Karena proyek perlu memiliki rekam jejak yang diverifikasi, peluncuran di DEX sering kali menjadi langkah awal sebelum mencoba masuk ke CEX.
Namun, keterlibatan modal ventura (VC) kerap mengacaukan proses ini. Banyak bursa besar memiliki divisi investasi VC—seperti Coinbase Ventures, Binance Labs, dan Kraken Ventures—yang berpotensi menciptakan konflik kepentingan. Proyek yang didukung VC mungkin mendapatkan perlakuan istimewa dalam proses listing.
Baca Juga Pi Network, Garapan Tahunan Ini Akhirnya Listing di Exchange Besar
Mendapatkan pendanaan dari VC atau investor besar bisa menjadi keuntungan besar bagi proyek, memberikan koneksi, modal, serta legitimasi nama.
Namun, hal ini juga bisa menyebabkan sentralisasi kepemilikan, insentif yang tidak selaras, dan aksi penjualan token secara agresif, di mana para investor awal keluar dengan keuntungan besar sementara investor ritel menanggung kerugian.
Kondisi ini sering kali membuat proyek kesulitan untuk mempertahankan stabilitas jangka panjang.
Jumlah Token dan Ketersediaan Likuiditas
Ketika CZ berbicara tentang “pengguna” pada akhir 2021, jumlah proyek baru yang diluncurkan setiap bulan masih dalam puluhan ribu, dengan total sekitar 3,1 juta proyek dalam satu tahun.
Namun, pada 2024, rata-rata jumlah token baru yang diluncurkan melonjak menjadi 1,4 juta per bulan, dengan rentang antara 900.000 hingga 2,2 juta proyek. Pada Januari 2025, lebih dari 3 juta token baru diluncurkan hanya dalam satu bulan.
Hingga awal Februari 2025, lebih dari 38,4 juta token telah diluncurkan sejak 2009. Solana mencatatkan jumlah peluncuran token terbanyak, mencapai 29 juta. BNB Smart Chain menyusul dengan 4 juta token, sedangkan Base memiliki 2,8 juta dan Ethereum sekitar 1,1 juta token.
Keempat jaringan ini mendominasi peluncuran token baru, dengan Solana unggul jauh di depan. Sementara itu, jaringan lain seperti Polygon, Arbitrum, Optimism, Tron, dan Blast memiliki jumlah token yang jauh lebih sedikit.

Dampak terhadap Listing di CEX
Melihat angka-angka ini, jelas bahwa harus ada kriteria tertentu untuk listing di CEX, bertentangan dengan beberapa pernyataan CZ. Namun, meskipun persyaratan tersebut dilonggarkan, apakah likuiditas yang tersedia cukup untuk menampung semua proyek baru?
Untuk bisa listing di DEX dan CEX secara bersamaan, sebuah proyek harus menyediakan likuiditas dalam jumlah besar di berbagai pasangan perdagangan. Tidak seperti di DEX yang hanya memerlukan penyebaran smart contract, CEX memiliki persyaratan tambahan yang sering kali sulit dipenuhi oleh proyek baru.
Setiap DEX dan CEX memerlukan pasangan likuiditas baru. Proyek yang tidak didukung oleh investor besar atau VC akan kesulitan memenuhi tuntutan ini, terutama di era di mana jumlah proyek baru semakin banyak, sementara minat investor ritel stagnan.
Dulu, investor ritel cenderung mencari proyek berbasis utilitas yang berpotensi berkembang dalam siklus bull market. Namun kini, token berbasis spekulasi seperti memecoin lebih menarik karena harganya dapat dimanipulasi oleh market maker, bot, dan berbagai skema lainnya, sehingga seolah-olah ada minat organik terhadap proyek tersebut, padahal kenyataannya tidak.
CEX dulunya berfungsi sebagai mekanisme penyaringan terhadap proyek-proyek seperti ini. Meskipun CZ mungkin benar bahwa proses listing di CEX perlu diperbaiki, terlalu banyak perubahan juga bisa berujung pada masalah yang lebih besar.