DOJ Tindak 4 Warga Korea Utara atas Pencurian Kripto Senilai US$1 Juta

DOJ Tindak 4 Warga Korea Utara atas Pencurian Kripto Senilai US$1 Juta

Empat orang dari Korea Utara baru-baru ini didakwa di Georgia atas tuduhan penipuan dan pencucian uang kripto. Mereka diduga menyamar sebagai pekerja IT lepas untuk perusahaan blockchain di AS dan Serbia, lalu mencuri hampir $1 juta dalam bentuk aset kripto.

Kok Bisa Kejadian?

Para pelaku, Kim Kwang Jin, Kang Tae Bok, Jong Pong Ju, dan Chang Nam Il, pakai identitas palsu buat nutupin kewarganegaraan mereka. Awalnya, mereka kerja dari Uni Emirat Arab di tahun 2019. Terus, antara akhir 2020 sampai pertengahan 2021, mereka berhasil dapat kerjaan di startup blockchain di Atlanta dan perusahaan token virtual di Serbia.

Jaksa bilang, Kim dan Jong bahkan sampai palsuin dokumen buat bisa dapat posisi di perusahaan itu. Jaksa Federal Theodore S. Hertzberg nyebut cara ini “ancaman unik” buat perusahaan yang rekrut remote IT workers.

Baca Juga Top 5 Altcoin yang Harus Kamu Pantau Minggu Ini (30 Juni 2025)

Uang Kripto Dicuri, Terus Dicuci!

Setelah berhasil masuk, para pelaku pakai akses khusus mereka buat nyuri banyak uang. Bulan Februari 2022, Jong diduga nyuri sekitar $175.000 dalam bentuk kripto. Sebulan kemudian, Kim manfaatin celah di smart contract buat nyuri $740.000.

Uang hasil curian ini lalu dicuci pakai layanan “mixer” kripto, terus dikirim ke akun-akun bursa kripto yang dikendalikan sama Kang dan Chang. Nah, semua akun itu didaftarin pakai identitas palsu dari Malaysia!

Demi Program Rahasia Korea Utara

Menurut John A. Eisenberg dari US Department of Justice (DOJ), penipuan kayak gini itu sengaja targetin perusahaan di AS, nyuri duit, terus dirancang buat ngehindarin sanksi dan danain program ilegal Korea Utara, termasuk program senjatanya.

Kasus ini bagian dari DPRK RevGen: Domestic Enabler Initiative, program yang diluncurin DOJ di tahun 2024 buat nindak aliran pendapatan ilegal Korea Utara dan pihak-pihak yang bantuin mereka di AS.

DOJ Makin Serius Nindak!

Di kejadian lain, agen federal juga ngelakuin penggerebekan di 16 negara bagian AS. Mereka nyita hampir 30 rekening keuangan, lebih dari 20 situs web palsu, dan sekitar 200 komputer dari “laptop farms”—tempat khusus yang dipakai buat bikin seolah-olah operator Korea Utara kerja dari AS.

DOJ juga bilang kalau skema ini melibatkan pekerja IT Korea Utara yang nyamar jadi warga AS pakai identitas palsu. Mereka berhasil dapat kerja di lebih dari 100 perusahaan Amerika, nyalurin jutaan dolar ke Pyongyang, bahkan sempat akses data militer yang sensitif.

Bulan lalu, DOJ juga ngajuin gugatan buat nyita sekitar $7,74 juta dalam bentuk kripto yang diduga didapat pekerja IT Korea Utara yang nyamar jadi kontraktor blockchain lepas pakai identitas palsu.

Kasus ini nunjukkin kalau ancaman siber dan penipuan dari pihak-pihak yang didukung negara itu serius banget, apalagi kalau udah manfaatin teknologi baru kayak kripto. Jadi, penting banget buat perusahaan dan kita semua buat selalu waspada sama penipuan identitas dan tawaran kerja yang mencurigakan, ya!

Exit mobile version