Peretasan terhadap Wallet Kripto yang dikendalikan oleh pemerintah AS menjadi perhatian besar setelah dana senilai sekitar $20 juta dalam bentuk kripto disedot dari wallet tersebut.
Wallet ini menyimpan aset kripto yang disita dari peretasan Bitfinex tahun 2016. Berdasarkan laporan dari Arkham Intelligence dan analis blockchain seperti ZachXBT, dana sebesar $19.3 juta berhasil kembali ke wallet pemerintah dalam waktu kurang dari 24 jam, yang mencakup sekitar 88% dari aset yang dicuri.
Pengembalian cepat ini menimbulkan berbagai pertanyaan terkait keamanan wallet pemerintah serta praktik penyimpanan aset digital negara. Hacker memindahkan dana tersebut melalui beberapa alamat yang diduga terhubung dengan layanan pencucian uang, termasuk mengirim sebagian ke exchange instan, tetapi sebagian besar dana berhasil dikembalikan. \
Tinjauan Peristiwa dan Data Onchain
Data onchain menunjukkan bahwa hacker mengembalikan dana yang terdiri dari beberapa aset digital seperti Ether, USDC, dan aUSDC yang disimpan di wallet pemerintah. Arkham Intelligence melaporkan bahwa pergerakan awal dari wallett pemerintah tersebut terdeteksi beberapa jam setelah transaksi mencurigakan mulai terlihat di jaringan.
Kejadian ini mengingatkan akan potensi risiko yang timbul dari penyimpanan kripto dalam jumlah besar oleh instansi pemerintah tanpa perlindungan yang optimal. Dalam beberapa bulan terakhir, wallet pemerintah AS memang menunjukkan pergerakan besar lainnya, termasuk transfer Bitcoin senilai $2 miliar pada bulan Juli.
Hal ini memicu spekulasi mengenai tingkat keamanan dan pengelolaan dana digital oleh otoritas. Penggunaan wallet penyimpanan institusional seperti Coinbase Prime dan layanan kustodian lainnya sering kali dipilih untuk menjaga dana digital yang disita dari tindak kejahatan.
Baca juga Wallet Kripto Pemerintah AS Dibobol, Lebih dari $20 Juta Dicuri!
Pengaruh Kejadian pada Keamanan Kripto Pemerintah
Insiden ini menambah kekhawatiran terhadap pengelolaan aset digital pemerintah, terutama yang berasal dari tindak pidana. Meski dana berhasil dikembalikan, masih ada kekhawatiran tentang apakah wallet pemerintah yang disita akan mampu menahan ancaman serupa di masa depan.
Beberapa analis menilai bahwa insiden ini menunjukkan kelemahan dalam prosedur keamanan, sehingga diperlukan peningkatan standar untuk mengamankan dana yang dikelola oleh negara.
Peretasan wallet pemerintah ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Baru-baru ini, akun media sosial SEC juga diretas, menunjukkan bahwa ancaman terhadap keamanan digital di lembaga pemerintah masih tinggi. Serangkaian peretasan ini menunjukkan perlunya transparansi dan protokol keamanan yang lebih baik dalam pengelolaan wallet kripto pemerintah.
Baca juga Presiden El Salvador Donasikan 2 Bitcoin untuk Bangun 1.000 Sekolah di Honduras
Dampak Jangka Panjang dan Diskusi Keamanan
Kasus ini membuka diskusi luas mengenai pentingnya peningkatan keamanan untuk penyimpanan aset digital pemerintah. Selain memperkuat keamanan wallet, langkah-langkah seperti audit berkala dan penerapan teknologi multisignature dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan perlindungan.
Arkham Intelligence dan beberapa platform analitik lainnya mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan metode pengamanan yang lebih mutakhir untuk meminimalkan risiko kehilangan aset akibat peretasan.
Tren peretasan yang meningkat pada 2024 telah menyebabkan lonjakan kerugian kripto global, dengan CertiK melaporkan bahwa lebih dari $750 juta dicuri di kuartal ketiga tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman dari peretas semakin serius, bahkan untuk institusi besar seperti pemerintah AS. Kejadian ini dapat menjadi peringatan bagi instansi pemerintah untuk segera memperkuat pertahanan digital mereka.
Baca juga Tether $USDT Kini dalam Penyelidikan Pemerintah AS, Apa yang Terjadi?