Pada 25 April 2025, market prediksi “Who will be the next Pope?” di Polymarket mencatatkan volume taruhan lebih dari $6,4 juta. Lonjakan ini mencerminkan tingginya minat publik terhadap pemilihan Paus setelah Paus Fransiskus wafat pada 21 April 2025.
Perkembangan pasar ini didorong oleh konklaf yang sedang berlangsung dan ketertarikan global terhadap siapa yang akan menjadi Paus berikutnya. Polymarket menjadi tempat bagi banyak orang untuk bertaruh tentang siapa yang akan menggantikan Paus Fransiskus.
Pasar Polymarket untuk “Next Pope” kini menjadi salah satu yang paling aktif, dengan pergerakan yang cepat. Ini menunjukkan bagaimana market berbasis kripto dapat digunakan untuk spekulasi pada peristiwa besar, termasuk yang berkaitan dengan agama.
Hoax yang Memicu Lonjakan Taruhan
Beberapa hari sebelum lonjakan taruhan, sebuah hoax mengklaim Vatikan akan mengucilkan penjudi kripto yang bertaruh di Polymarket. Akun dengan lebih dari 240.000 pengikut menyebarkan klaim bahwa Gereja Katolik melarang platform seperti Polymarket karena dianggap sebagai “permainan spekulatif.”
Meskipun klaim ini terbukti palsu dan segera dibantah, dampaknya cukup besar. Volume taruhan di Polymarket melonjak hampir tiga kali lipat dalam waktu hanya tiga hari. Hoax ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar berbasis kripto seperti Polymarket terhadap berita yang beredar.
Kejadian ini menggambarkan bagaimana rumor, meski tidak benar, dapat mempengaruhi dinamika pasar dengan sangat cepat, memicu peningkatan partisipasi dalam spekulasi yang sedang terjadi.
Baca juga ZKsync dan Hacker Capai Kesepakatan, US$5 Juta Token yang Dicuri Berhasil Dipulihkan
Calon Paus yang Memimpin di Market
Pietro Parolin memimpin pasar dengan peluang 29%, dipandang sebagai calon moderat yang berpengaruh besar dalam kebijakan Vatikan. Sebagai Sekretaris Negara, Parolin sering disebut sebagai sosok yang bisa menggantikan Paus Fransiskus dan melanjutkan kebijakan yang ada.
Di tempat kedua, Luis Antonio Tagle memiliki peluang 22%. Kardinal asal Filipina ini dikenal sebagai “Asian Francis” berkat pandangannya yang sejalan dengan Paus Fransiskus. Pendekatannya yang inklusif terhadap isu sosial membuatnya menjadi pilihan yang populer di kalangan banyak orang.
Matteo Zuppi, dengan peluang 12%, juga menjadi kandidat menarik. Zuppi dikenal karena misinya dalam perdamaian dan pendekatannya yang terbuka terhadap komunitas-komunitas marginal. Ketiga calon ini mewakili beragam pandangan dalam Gereja Katolik, masing-masing dengan visi yang berbeda untuk masa depan Vatikan.
Baca juga $TRUMP Token Melonjak 70%, Pasca Pengumuman Dinner!
