Pyth Network, penyedia oracle blockchain yang namanya makin berkibar, baru saja mengumumkan langkah strategis yang pasti dinantikan oleh para holder tokennya. Pyth berencana menggunakan sebagian besar pendapatannya untuk melakukan pembelian kembali (buyback) token PYTH!
Melalui unggahan blog pada hari Jumat, Pyth membeberkan detailnya: sepertiga (sekitar 33%) dari total pendapatan protokol mereka akan dialihkan untuk membeli token PYTH di pasar terbuka (open market). Proses buyback ini akan dieksekusi melalui mekanisme Decentralized Autonomous Organization (DAO) mereka.
Token PYTH yang berhasil dibeli kembali nantinya akan dialokasikan sebagai cadangan jaringan (network reserve).
Pyth yakin, strategi ini tidak hanya akan meningkatkan pendapatan protokol, tetapi juga secara langsung mendorong permintaan terhadap token PYTH itu sendiri.
“Saatnya menulis ulang ekonomi data pasar dalam skala global,” tulis Pyth dengan ambisius dalam pernyataannya.
Introducing the PYTH Reserve: turning real revenue growth into sustainable network value.
Pyth Pro surpassed $1M annualized revenue in its first month, and that revenue now fuels systematic PYTH purchases on the open market.
Harga PYTH Masih Tertekan, Meski Sudah Digandeng Pemerintah AS
Meskipun Pyth Network sempat mendapat sorotan besar setelah bermitra dengan Chainlink untuk mempublikasikan data ekonomi Amerika Serikat secara onchain pada Agustus lalu (di masa pemerintahan Trump), harga token PYTH masih berada di bawah tekanan.
Harga PYTH telah anjlok lebih dari 80% dalam satu tahun terakhir. Berdasarkan data dari Nansen, PYTH diperdagangkan di kisaran US$0,063 dan turun sekitar 1,3% dalam 24 jam terakhir saat artikel ini ditulis.
Strategi buyback ini diharapkan bisa menjadi pendorong untuk membalikkan tren penurunan tersebut.
Tren Buyback DAO: Ikuti Jejak Aave?
Langkah Pyth ini sebenarnya sejalan dengan tren yang mulai muncul di ekosistem DAO lainnya. Sebagai contoh, Aave DAO pada Oktober lalu sempat mengusulkan proposal untuk menggunakan US$50 juta dari pendapatan tahunan mereka untuk melakukan buyback token native mereka, AAVE.
Namun, hingga hari Jumat, proposal Aave tersebut belum mendapatkan persetujuan resmi.
Respons Komunitas Masih Tanda Tanya
Meskipun buyback token sering dianggap kabar baik, respons dari komunitas Pyth sendiri masih harus dinantikan.
Kita bisa mengambil pelajaran dari kasus sebelumnya: pada 2024, ketika Mango Markets mengusulkan program buyback token MNGO, salah satu pendirinya, Daffy Durairaj, justru melontarkan kritik keras, menuduh para pengembang melakukan “perilaku tidak dapat dipercaya dan konflik kepentingan (self-dealing)”.