Berbeda dengan investasi tradisional seperti saham perusahaan yang nilai pergerakannya terpengaruh oleh kinerja bisnis, bitcoin tidak memiliki dasar aset yang mendasarinya. Artinya, pergerakan harga bitcoin sepenuhnya bergantung pada spekulasi investor mengenai apakah nilainya akan naik atau turun di masa depan. Akibatnya, harga bitcoin bisa mengalami perubahan yang drastis, bahkan dalam rentang waktu 24 jam.
Saat ini, tingginya inflasi dan krisis biaya hidup telah mendorong orang untuk mengurangi risiko investasi mereka. Hal ini mengakibatkan banyak orang menjual cryptocurrency yang mereka miliki.
Selain itu, ada beberapa insiden tertentu yang menyebabkan fluktuasi harga bitcoin: Pada November 2022, FTX, sebuah exchange cryptocurrency, mengalami kebangkrutan setelah Binance, pesaingnya, menarik diri dari kesepakatan untuk membelinya. Pada awal tahun 2022, terdapat laporan bahwa Rusia mungkin akan melarang operasi cryptocurrency. Namun, setelah invasi Ukraina, muncul seruan untuk pertukaran crypto melarang transaksi dengan Rusia.
Baca Juga China kembali sebagai pusat penambangan Bitcoin teratas ke-2 meskipun ada larangan
Jadi investasi Bitcoin aman ga?
Sebelum memutuskan untuk terlibat dalam investasi bitcoin, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
- Harga bitcoin sangat fluktuatif dan dapat berubah dengan cepat dan tajam dalam waktu singkat. Ini dapat menyebabkan nilai investasi Anda naik atau turun secara dramatis, bahkan dalam waktu sehari.
- Cryptocurrency seperti bitcoin tidak diatur oleh pemerintah pusat atau badan pengawas keuangan. Ini berarti tidak ada mekanisme perlindungan atau jaminan jika terjadi kehilangan dana atau penipuan, dan sulit untuk memulihkan aset jika terjadi masalah.
- Investasi dalam bitcoin melibatkan penggunaan dompet digital dan pertukaran cryptocurrency. Jika Anda tidak berhati-hati dengan keamanan digital Anda, Anda berisiko kehilangan akses ke aset Anda atau menjadi korban peretasan.
- Karena volatilitas harga yang tinggi, ada risiko bahwa nilai investasi bitcoin Anda bisa menyusut atau bahkan hilang secara keseluruhan.
- Tidak seperti investasi tradisional, seperti saham atau obligasi, tidak ada jaminan keuntungan dalam investasi bitcoin. Nilai cryptocurrency sepenuhnya bergantung pada permintaan pasar dan sentimen investor.
- Meskipun popularitasnya meningkat, cryptocurrency masih belum diadopsi secara luas sebagai alat pembayaran di dunia nyata. Ini dapat menjadi kendala dalam penggunaan sehari-hari dan daya tarik investasi jangka panjang.
Beberapa Kasus Kematian yang Disebabkan oleh Kripto
Investor LUNA Banyak yang bunuh diri karena Harga turun sangat drastis hingga 0,1$
Polisi menduga bahwa tiga anggota keluarga Korea tersebut mungkin bunuh diri karena menghadapi krisis keuangan yang terkait dengan kecelakaan Luna baru-baru ini. Menurut laporan Harian Korea JoongAng, pada hari Rabu, sebuah mobil yang dimiliki oleh keluarga tersebut ditemukan di perairan Pulau Wando di Korea Selatan dengan tiga mayat di dalamnya. Mayat tersebut diduga milik Cho Yoo-na yang berusia 10 tahun, ayahnya yang berusia 36 tahun, dan ibunya yang berusia 35 tahun..
Meskipun penyelidik belum memastikan penyebab bunuh diri tersebut, mereka percaya bahwa keluarga tersebut mengalami kesulitan dalam membayar tagihan mereka. Ayah Cho memiliki toko komputer yang ditutup setahun yang lalu, dan polisi menemukan tagihan yang belum dibayar di kediaman mereka.
Selain itu, pemeriksaan riwayat pencarian komputer keluarga mengungkapkan bahwa mereka mencari informasi tentang koin LUNA, obat tidur, dan cara untuk melakukan tindakan ekstrem — istilah yang umum digunakan di Korea untuk bunuh diri.
Bos Kripto yang Meninggal secara Misterius
Seorang pria berusia 29 tahun bernama Nikolai Mushegian diduga tenggelam dalam arus pasang surut setelah mengirimkan tweet bahwa dia takut CIA dan Mossad akan membunuhnya. Mushegian memiliki riwayat masalah kesehatan mental, dan keluarganya tidak mencurigai keterlibatan pihak lain dalam kematiannya.
Dia ditemukan meninggal di pantai Ashford, San Juan, Puerto Rico, setelah meninggalkan rumahnya yang bernilai US$6 juta. Mushegian adalah pendiri MakerDAO, sebuah entitas desentralisasi yang menerbitkan stablecoin Dai.
Tiantian Kullander, seorang bos perusahaan kripto Amber Group, ditemukan meninggal dunia saat tidur. Perusahaan Amber Group mengumumkan bahwa Kullander, yang juga merupakan salah satu pendiri perusahaan, meninggal dalam tidurnya pada 23 November.
Lokasi kematian tidak diungkapkan dalam pernyataan perusahaan. Amber Group, yang berbasis di Hong Kong, memiliki valuasi sekitar US$3 miliar atau sekitar Rp47 triliun.
Vyacheslav Taran, seorang miliarder crypto, tewas dalam kecelakaan helikopter di dekat perbatasan Prancis-Italia. Taran adalah pendiri Forex Club dan presiden Grup Libertex. Dia adalah satu-satunya penumpang helikopter yang jatuh di Villefranche-sur-Mer. Kematian Taran dikonfirmasi oleh perusahaan dan Kedutaan Besar Rusia di Paris.
Kecelakaan helikopter tersebut masih dalam penyelidikan, dan belum ada indikasi adanya kecurangan. Kematian Taran adalah salah satu dari beberapa kematian yang terjadi di dunia cryptocurrency.
Mahasiswa UI Dibunuh karena Mengalami Kerugian Investasi Kripto
Peristiwa pembunuhan yang terjadi di Universitas Indonesia (UI) dan melibatkan seorang mahasiswa bernama AAB (23) yang membunuh adik tingkatnya, MNZ (19), menjadi sorotan publik. Polisi mengungkapkan bahwa motif di balik pembunuhan ini adalah untuk melunasi pinjaman online (pinjol) AAB.
Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal (Wakasatreskrim) Polres Depok, AKP Nirwan Pohan, menjelaskan bahwa AAB pernah berinvestasi dalam kripto namun mengalami kerugian. Total kerugian yang dialami AAB akibat investasi kripto mencapai Rp 80 juta.
Setelah mengalami kerugian tersebut, AAB mencari uang dengan meminjam dari pinjol untuk melunasi utangnya. Selain meminjam dari pinjol, AAB juga meminjam uang dari korban, MNZ, yang mencapai Rp 200 ribu dan sudah dikembalikan.