Hampir setengah dari pakar kripto dalam survei terbaru bersikap bullish terhadap harga token AI kripto—yang berpotensi memberikan dampak positif bagi sektor kripto senilai $23,6 miliar.
Dari 2.632 responden yang disurvei oleh CoinGecko antara Februari dan Maret, sebanyak 25% menyatakan diri mereka “sangat bullish,” sementara 19,3% mengaku “cukup bullish” terhadap token AI kripto pada tahun 2025.
Sekitar 29% responden bersikap netral, sedangkan gabungan 26,3% lainnya mengaku “cukup bearish” atau “bearish.”

Hasil survei ini serupa dengan pandangan terhadap produk AI kripto, yang didorong oleh meningkatnya kasus penggunaan yang menggabungkan kripto dengan AI serta adopsinya yang semakin luas, menurut analis riset kripto CoinGecko, Yuqian Lim.
“Hal ini mungkin menunjukkan bahwa para pelaku pasar kripto tidak membedakan antara potensi investasi atau trading AI kripto dengan teknologi itu sendiri,” ujar Lim.
“Sentimen pasar semacam ini bisa mencerminkan ekspektasi bahwa saat ini adalah waktu bagi AI kripto untuk melangkah lebih jauh dari sekadar konsep dan berkembang menjadi sektor yang matang.”
Menurut data CoinGecko, market cap dari koin berbasis kecerdasan buatan terbesar saat ini mencapai sekitar $23,6 miliar, dipimpin oleh Near Protocol (NEAR) seharga $2,70, Internet Computer (ICP) seharga $5,68, dan Bittensor (TAO) seharga $246,52.
Baca Juga Stablecoin Makin Diminati! Jumlah Pengguna Naik 53% Sejak 2024
Selain itu, terdapat kelompok koin AI agen terpisah, seperti Artificial Super Intelligence (FET) seharga $0,5073, Virtuals Protocol (VIRTUAL), ai16z (AI16z), dan lainnya, dengan total market cap sebesar $4,5 miliar.
Survei CoinGecko yang dilakukan antara 20 Februari hingga 10 Maret juga mengelompokkan peserta berdasarkan apakah mereka adalah investor kripto jangka panjang atau trader jangka pendek. Selain itu, peserta diminta mengidentifikasi diri mereka sebagai adopter awal, adopter akhir, atau laggard dalam adopsi AI kripto.
Survei ini menemukan bahwa beberapa adopter awal—yang dikenal sebagai “inovator“—menunjukkan tingkat pesimisme yang lebih tinggi dibandingkan adopter yang lebih lambat. Sementara itu, kelompok “laggard” merupakan yang paling bearish, sesuai dengan ekspektasi.
Spencer Farrar, mitra di perusahaan modal ventura Theory Ventures yang berfokus pada AI dan kripto, mengatakan kepada Cointelegraph bahwa aplikasi AI saat ini masih “agak spekulatif,” tetapi ke depannya bisa menghadirkan lebih banyak utilitas.
Farrar memperkirakan akan ada lebih banyak eksperimen dengan token AI kripto, karena aset ini memungkinkan investor ritel untuk berspekulasi pada ide-ide market cap kecil yang umumnya kurang dapat diakses di pasar saham.
“Hal seperti ini biasanya dimulai di dunia open-source; awalnya banyak eksperimen kecil, dan mungkin kita akan melihat sesuatu yang benar-benar besar muncul dari sini,” ujar Farrar.
Beberapa vertikal AI kripto yang dipantau oleh Theory Ventures meliputi protokol penyedia GPU terdesentralisasi, penyedia data terdesentralisasi, infrastruktur pembayaran untuk agen AI yang memanfaatkan teknologi blockchain, serta bot trading kripto.
“Ada juga peluang bagi kripto untuk digunakan dalam mengautentikasi konten, apakah dihasilkan oleh AI atau manusia,” tambah Farrar.