Bitcoin Alami Penurunan 2,08% dalam Sepekan, Pasar Tetap Optimis
Dalam tujuh hari terakhir, Bitcoin (BTC) mencatat penurunan sebesar 2,08%, mencerminkan sentimen bearish yang masih cukup kuat di pasar. Sepanjang pekan lalu, BTC sempat menyentuh harga tertinggi $96,515 dan terendah $78,256, menandakan volatilitas yang signifikan.
Saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin berada di level $92,036 dengan kapitalisasi pasar mencapai $1,82 triliun. Dominasi Bitcoin di pasar kripto tetap kokoh, seiring dengan meningkatnya minat investor ritel maupun institusional terhadap aset digital ini.
Volume perdagangan dalam 24 jam terakhir tercatat sebesar $70,76 miliar, menunjukkan tingginya aktivitas pasar. Meski mengalami koreksi, tren bullish mulai terbentuk, didukung oleh fundamental yang semakin kuat, seperti adopsi institusional yang meningkat dan ekspektasi regulasi yang lebih jelas.
Ke depan, peluang Bitcoin untuk menguji level resistance berikutnya masih terbuka. Namun, investor disarankan untuk terus memantau perkembangan sentimen pasar global, kebijakan ekonomi, serta inovasi teknologi blockchain yang dapat mempengaruhi pergerakan harga BTC dalam waktu dekat.
Bagaimana Pergerakan Bitcoin Dalam Satu Minggu Kedepan?
Analisis ini menggunakan time frame 4 jam. Secara teknikal jika Bitcoin mampu bertahan diatas zona support tersebut dan tidak kembali mengalami penurunan melebihi penurunan sebelumnya maka probabilitas Bitcoin untuk kembali mengalami kenaikan harga menuju level $100.000 cukup besar.
Bitcoin: Short Term Holder SOPR
Saat ini, Bitcoin berada dalam fase di mana banyak pemegang jangka pendek mulai menjual aset mereka dalam kondisi rugi. Hal ini tercermin dari Spent Output Profit Ratio (SOPR), yang mencatat angka 0.95, level terendah sejak Agustus 2024 ketika Bitcoin mengalami konsolidasi di sekitar $54.000.
SOPR adalah indikator yang mengukur apakah investor jangka pendek mereka yang memegang Bitcoin selama lebih dari 1 jam tetapi kurang dari 155 hari menjual dalam kondisi untung atau rugi. Ketika nilai SOPR di bawah 1, berarti lebih banyak investor menjual dalam keadaan rugi, yang menandakan adanya tekanan jual berlebihan atau kapitulasi pasar. Secara historis, kondisi ini sering kali mengindikasikan zona akumulasi yang baik dan peluang bagi harga Bitcoin untuk membentuk titik bawah sebelum kembali mengalami kenaikan.
Dengan nilai SOPR yang saat ini berada di titik rendah, ada indikasi bahwa Bitcoin sedang mendekati fase akhir dari gelombang koreksi. Jika pola historis berulang, maka ini bisa menjadi momen strategis bagi investor jangka panjang untuk kembali masuk ke pasar sebelum potensi pemulihan harga terjadi.
Kesimpulan
Bitcoin mengalami koreksi 2,08% dalam sepekan, tetapi pasar tetap optimis dengan tren bullish yang mulai terbentuk. Secara teknikal, jika Bitcoin mampu bertahan di atas zona support, peluang untuk menguji level $100.000 masih terbuka. Indikator SOPR menunjukkan banyak investor jangka pendek menjual dalam kondisi rugi, menandakan potensi akumulasi sebelum pemulihan harga. Jika pola historis berulang, ini bisa menjadi kesempatan bagi investor jangka panjang untuk kembali masuk ke pasar.
Baca Juga: Bedah Kripto RedStone ($RED)