Apa itu Bitcoin?

Bitcoin adalah mata uang digital yang beroperasi bebas dari kontrol pusat atau pengawasan bank atau pemerintah dan di temukan pertama kali oleh Satoshi Nakamoto yang sampai saat ini belum di ketahui identitas aslinya entah itu suatu organisasi atau orang biasa, bitcoin di sahkan lalu diperjual belikan kepada public pada januari 2009 dengan harga US$0,0008 dan saat itu bitcoin belum terlalu familiar seperti saat ini yang sudah mencapai harga All Time High pada tahun 2021 dengan harga sekitar $60.000.

Bitcoin dibangun dengan teknologi yang bernama blockchain. Blockchain adalah kumpulan data yang terhubung, terdiri dari unit yang disebut blok yang berisi informasi tentang setiap transaksi, termasuk tanggal dan waktu, nilai total, pembeli dan penjual, dan identitas pemilik unik untuk setiap pertukaran. Blockchain adalah sistem terdesentralisasi, yang berarti tidak dikendalikan oleh satu organisasi mana pun.

“Ini seperti Google Doc yang dapat dikerjakan oleh siapa saja,” kata Buchi Okoro, CEO dan salah satu pendiri pertukaran cryptocurrency Afrika Quidax.“Begitu sebuah blok ditambahkan ke blockchain, blok tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang ingin melihatnya, bertindak sebagai buku besar umum dalam transaksi cryptocurrency,” kata Stacey Harris, konsultan untuk Pelicoin.

Bagaimana cara kerja Bitcoin?

Dan cara mengirimkan uang digital/cryptocurrency ialah melalui alamat digital yang sudah di buat sebelumnya dan terdapat beberapa jenis jaringan dengan fee beragam seperti BEP20, BSC, Eth dsb. Lalu untuk melakukan perdagangan asset crypto ini bisa dilakukan dengan berbagai cara melalui exchange sebagai platform yang menyediakan wadah untuk perdagangan cryptocurrency seperti Binance, Tokocrypto, Indodax, Ftx, Pintu, Bybit dan masih banyak exchange yang lainnya

Mining Bitcoin

Penambangan Bitcoin adalah proses dimana bitcoin baru dimasukkan ke dalam sirkulasi. Ini juga merupakan cara jaringan mengkonfirmasi transaksi baru dan merupakan komponen penting dari pemeliharaan dan pengembangan buku besar blockchain. Penambangan ini harus dilakukan dengan menggunakan perangkat keras yang canggih agar setiap data yang diperoleh itu hasilnya maksimal. Namun disisi lain walaupun mining bitcoin ini menguntungkan karena bisa mendapatkan passive income dari hasil mining namun terdapat juga dampak yang besar.

Menurut Independent, lebih dari 150 triliun upaya untuk menebak angkanya sekarang dilakukan setiap detik setiap hari di seluruh dunia, yang bisa dipastikan melibatkan sangat banyak komputer. Oleh karenanya, para penambang cryptocurrency ini membutuhkan listrik dalam jumlah besar untuk menjalankan bisnis mereka. Pendiri Digiconomist Alex de Vries menyebut satu transaksi Bitcoin meninggalkan jejak karbon 360kg, dibandingkan dengan 500mg dari transaksi Visa rata-rata. Menurut Digiconomist, penambangan Bitcoin memiliki jejak karbon yang sebanding dengan yang dikeluarkan Selandia Baru, menghasilkan 36,95 megaton CO2 setiap tahunnya. Ini dikarenakan penambangan Bitcoin masih menggunakan listrik yang dihasilkan dari bahan bakar fosil.

Exit mobile version