Kasus suap Bitcoin yang melibatkan organisasi kriminal siber internasional, Infraud, kini telah memasuki babak akhir dengan vonis berat terhadap mantan pejabat senior Rusia. Pengadilan Kota Balashikha, di wilayah Moskow, telah menjatuhkan hukuman 16 tahun penjara kepada Marat Tambiev, mantan detektif senior dari Komite Investigasi. Ia dinyatakan bersalah menerima suap dalam bentuk Bitcoin dari kelompok Infraud sebagai imbalan agar tidak menyita aset kripto yang diperoleh secara ilegal.
Infraud dikenal sebagai organisasi kriminal siber yang fokus pada penipuan kartu kredit atau “carding.” Operasi mereka berlangsung sejak Oktober 2010 hingga Februari 2018, dan melibatkan jaringan kejahatan terorganisir yang merambah berbagai negara. Keberhasilan aparat penegak hukum dalam mengungkap jaringan ini menjadi salah satu kasus cybercrime terbesar dalam sejarah Rusia.
Para ahli hukum Rusia menyebutnya sebagai “suap terbesar dalam sejarah modern Rusia,” mengingat jumlah Bitcoin yang diterima Tambiev mencapai lebih dari 1.000 BTC. Fakta ini menunjukkan bahwa aset kripto kini menjadi sarana baru bagi kejahatan terorganisir untuk menyembunyikan kekayaan ilegal mereka. Tambiev sendiri dikenakan denda lebih dari $5 juta, yang semakin menegaskan bahwa negara tidak akan memberikan toleransi terhadap korupsi di kalangan aparat penegak hukum.
Rincian Suap dan Keterlibatan Para Pihak
Marat Tambiev, yang sebelumnya memegang pangkat mayor di Komite Investigasi, bersikeras bahwa dirinya dijebak dalam kasus ini. Ia terus membantah semua tuduhan, meskipun bukti-bukti yang diajukan di pengadilan menunjukkan sebaliknya. Pengadilan mendengar bahwa ia menerima suap sebesar 1.032 BTC dari anggota kelompok Infraud dengan janji tidak akan menyita Bitcoin yang diperoleh kelompok tersebut melalui tindakan kriminal.
Tambiev dilaporkan telah menerima sebagian dari suap tersebut pada 7 April 2022, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat. Peran Kristina Lyakhovenko dalam kasus ini juga tidak kalah penting. Sebagai asisten Tambiev, ia didakwa memalsukan bukti dalam kasus pidana yang melibatkan kelompok Infraud. Pangkatnya sebagai letnan senior dicabut, dan ia dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara.
Lebih dari itu, Lyakhovenko juga dilarang memegang jabatan di badan pemerintahan Rusia selama delapan tahun ke depan, sebagai hukuman tambahan atas keterlibatannya dalam kejahatan ini. Bukti utama yang memberatkan Tambiev ditemukan oleh penyidik saat mereka menggeledah komputer kerjanya. Di dalam komputer tersebut, penyidik menemukan kunci pribadi (private key) untuk Bitcoin milik Tambiev yang disimpan dalam folder berlabel “Pensiun.”
Pengacara yang terlibat dalam kasus ini juga memainkan peran kunci dalam mengatur pembayaran suap. Pengadilan mendengar bahwa pada tahun 2020, Tambiev bertemu dengan seorang pengacara bernama Roman Meyer, yang mewakili kepentingan anggota Infraud, yaitu Mark dan Konstantin Bergman serta Kirill Samokuteyav. Tambiev meminta Meyer untuk menyampaikan permintaan suap tersebut kepada kliennya, dan sebagai imbalan, Tambiev membantu memulai kasus pidana terhadap pencuri yang merampok apartemen Mark Bergman.
Pengelolaan Bitcoin dan ‘Dana Pensiun’ Tambiev
Selain keterlibatan Tambiev dalam menerima suap, pengadilan juga mendengar rincian bagaimana ia dan Lyakhovenko berencana untuk membagi keuntungan dari aset ilegal tersebut. Tambiev, setelah menerima suap, mengusulkan kepada Lyakhovenko agar mereka membagi aset Bitcoin yang disita menjadi dua bagian. Namun, meskipun BTC 5.212 disita oleh pihak berwenang,
Tambiev memastikan bahwa sebagian besar dari aset tersebut tetap berada di tangannya dan kelompok Infraud. Pengelolaan aset digital ini menjadi sorotan selama persidangan. n. Di Rusia, kejahatan yang melibatkan Bitcoin dan altcoin dilaporkan semakin meningkat, dan pengacara yang terlibat dalam kasus ini memperingatkan bahwa pengadilan harus siap menghadapi lebih banyak kasus serupa di masa mendatang.
Namun, rencana Tambiev untuk mengamankan dana pensiunnya dengan Bitcoin akhirnya terbongkar ketika penyidik menemukan folder “Pensiun” di komputer kerjanya. Bukti ini menjadi kunci dalam menegaskan bahwa Tambiev telah merencanakan masa depannya dengan hasil suap yang ia terima.
Dampak Kasus dan Meningkatnya Kejahatan Kripto di Rusia
Kasus Tambiev menandai peningkatan nyata dalam kejahatan siber dan keterlibatan pejabat pemerintah dalam korupsi terkait aset digital. Meningkatnya popularitas Bitcoin dan aset kripto lainnya sebagai alat pembayaran suap menunjukkan bahwa pelaku kejahatan siber semakin canggih dalam memanfaatkan teknologi ini. Pengacara yang terlibat dalam kasus ini menyatakan bahwa tren kejahatan yang melibatkan kripto akan terus meningkat seiring berkembangnya penggunaan mata uang digital di kalangan masyarakat.
Tambiev dan Lyakhovenko kini harus menghadapi konsekuensi hukum yang berat. Hukuman penjara yang panjang serta denda besar yang dijatuhkan kepada mereka diharapkan menjadi peringatan bagi pejabat lain agar tidak tergoda untuk terlibat dalam skema korupsi yang melibatkan aset digital. Pengadilan juga menekankan bahwa kejahatan yang melibatkan kripto tidak akan diabaikan, dan penegakan hukum akan semakin ditingkatkan untuk menangani kejahatan jenis ini.
Sementara itu, kasus ini juga mencerminkan meningkatnya kesadaran pemerintah dan masyarakat akan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan Bitcoin dan altcoin dalam aktivitas kriminal. Rusia, sebagai salah satu negara yang mengalami lonjakan dalam adopsi kripto, kini dihadapkan pada tantangan besar untuk menyeimbangkan regulasi dan inovasi teknologi. Di satu sisi, mata uang kripto menawarkan keuntungan bagi masyarakat yang ingin lepas dari kendali bank sentral, tetapi di sisi lain, kripto juga membuka peluang baru bagi kejahatan terorganisir.
Baca juga Rusia Tutup “Exchange Crypto Cross-Border” Senilai Rp34,1 Miliar