Cina telah menghadapi berbagai tantangan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir, seperti melemahnya konsumsi domestik dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Cina memutuskan untuk meluncurkan stimulus besar-besaran guna merangsang perekonomian kembali. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat, memulihkan konsumsi, dan pada akhirnya menstabilkan sektor-sektor kunci ekonomi.
Pemerintah Cina mengumumkan rencana penerbitan obligasi sebesar $284 miliar, sebuah langkah finansial terbesar sejak pandemi Covid-19. Dana tersebut akan digunakan untuk mensubsidi barang-barang konsumsi penting, memberikan tunjangan keluarga, serta memperkuat sektor-sektor strategis. Harapannya adalah dengan meningkatnya konsumsi domestik, Cina bisa memperbaiki momentum ekonomi yang menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Di sisi lain, kebijakan stimulus ini juga membawa dampak yang lebih luas pada pasar global. Likuiditas tambahan yang diciptakan melalui kebijakan tersebut memberikan dorongan kepada berbagai aset berisiko, termasuk kripto seperti Bitcoin, yang mengalami kenaikan signifikan tak lama setelah pengumuman stimulus.
Pengaruh Stimulus Cina terhadap Pasar Kripto dan Sektor yang Mendapatkan Dukungan
Stimulus ekonomi besar-besaran dari Cina ini tidak hanya berdampak pada ekonomi domestik tetapi juga mendorong pasar kripto global, terutama Bitcoin. Setelah pengumuman stimulus, harga Bitcoin melonjak sekitar 5%, mencapai $66.300, harga tertinggi sejak Juli. Aliran likuiditas yang meningkat di pasar global membuat investor merasa lebih nyaman mengambil risiko pada aset digital seperti Bitcoin, yang semakin menarik perhatian dalam kondisi ekonomi yang longgar.
Stimulus tersebut juga disalurkan ke berbagai sektor strategis untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Sektor-sektor yang mendapatkan dukungan antara lain adalah konsumsi rumah tangga, di mana pemerintah mensubsidi pembelian barang-barang konsumen seperti peralatan rumah tangga dan kendaraan. Selain itu, sektor properti juga mendapatkan dorongan melalui insentif untuk meningkatkan pembelian rumah, diharapkan mampu memulihkan pasar real estate yang sebelumnya melemah.
Langkah finansial terbesar sejak pandemi Covid-19. Dana dari stimulus ini akan disalurkan ke beberapa sektor penting untuk mendorong pemulihan ekonomi. Sektor-sektor yang akan menerima dukungan antara lain:
- Subsidi Barang Konsumen: Pemerintah akan memberikan bantuan untuk pembelian peralatan rumah tangga dan kendaraan guna mendorong masyarakat untuk lebih banyak berbelanja.
- Tunjangan Keluarga: Tunjangan bulanan akan diberikan kepada keluarga dengan dua anak atau lebih, bertujuan untuk meningkatkan daya beli rumah tangga yang secara langsung akan mendorong konsumsi.
- Pengembangan Infrastruktur: Investasi di bidang infrastruktur juga menjadi prioritas, dengan alokasi dana besar untuk memperbaiki dan membangun kembali infrastruktur yang penting bagi perekonomian.
- Sektor Properti: Insentif bagi pembelian rumah akan diberikan untuk menghidupkan kembali sektor properti yang sedang lesu.
Harapannya, langkah-langkah ini akan menghidupkan kembali momentum ekonomi domestik yang menurun dan menciptakan stabilitas ekonomi jangka panjang.
Pemerintah Cina juga memutuskan untuk mengurangi cadangan wajib yang harus disimpan oleh bank sebesar 0.5%, memungkinkan bank untuk menyalurkan lebih banyak dana ke dalam perekonomian. Arthur Hayes, pendiri BitMEX, menyebut bahwa langkah ini hanyalah awal dari kebijakan besar yang akan datang. Guncangan besar, akan muncul ketika pemerintah Cina menginstruksikan bank untuk memperluas kredit, yang akan semakin mendorong likuiditas dan memperkuat kenaikan harga Bitcoin serta aset-aset kripto lainnya.
Kebijakan ini diharapkan tidak hanya memberikan efek jangka pendek berupa peningkatan konsumsi, tetapi juga menciptakan siklus pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil di masa depan. Dengan meningkatnya konsumsi domestik, Cina berharap dapat mengatasi tantangan ekonomi yang selama ini menghambat pertumbuhan dan sekaligus memperkuat daya saingnya di kancah global.
Hong Kong, Gerbang Utama Kripto untuk Cina
Meskipun pemerintah Cina menerapkan kebijakan yang sangat ketat terhadap kripto di dalam negeri, investor di Cina masih memiliki akses ke pasar kripto melalui Hong Kong. Hong Kong telah menjadi pusat penting bagi ekspansi kripto di Asia, terutama dengan diluncurkannya beberapa produk keuangan berbasis kripto, seperti ETF Bitcoin. Pada bulan April, tiga ETF Bitcoin diluncurkan di Hong Kong, salah satu yang terbesar dikelola oleh China Asset Management dengan aset senilai $145 juta.
Meskipun minat terhadap ETF Bitcoin di Hong Kong cukup besar, aliran dana yang masuk ke ETF tersebut masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan pasar di Amerika Serikat, di mana ETF Bitcoin mengelola lebih dari $60 miliar. Ini menunjukkan bahwa meskipun Asia mulai berkembang sebagai pusat pasar kripto, AS masih menjadi pemimpin dari segi volume dan likuiditas.
Secara keseluruhan, meskipun Cina tetap berhati-hati dengan regulasi kripto, investor di negara tersebut masih bisa memanfaatkan peluang melalui Hong Kong. Selain itu, dengan adanya stimulus ekonomi yang besar dan peningkatan likuiditas di pasar global, kondisi ini menciptakan peluang pertumbuhan yang signifikan bagi pasar kripto dalam waktu dekat.
Baca juga Vitalik Dukung Celo Sebagai Masa Depan Stablecoin dan Inklusi Keuangan Global