OpenSea mengumumkan perubahan besar dalam model bisnisnya, menandai pergeseran dari sekadar pasar NFT (Non-Fungible Token) menjadi platform agregator perdagangan multi-rantai yang lebih luas. Perubahan ini diiringi dengan peluncuran dan integrasi penuh token native mereka, SEA.
Strategi Penguatan Token SEA:
OpenSea akan menggunakan dua pendekatan utama untuk memperkuat nilai token SEA:
- Buyback: 50% dari pendapatan platform akan dialokasikan untuk membeli kembali (buyback) token SEA.
- Staking: Pengguna dapat melakukan staking token SEA untuk mendukung koleksi atau proyek favorit di dalam ekosistem.
Pendekatan ganda ini bertujuan untuk meningkatkan utilitas dan nilai jangka panjang token SEA.
Baca Juga MrBeast Akan Luncurkan Exchange Kripto Sendiri!
Pergeseran Fokus Bisnis:
Transformasi ini didorong oleh anjloknya pasar NFT (volume perdagangan turun lebih dari 90% sejak puncaknya) dan meningkatnya permintaan perdagangan token kripto secara umum.
- Pernyataan CEO: CEO OpenSea, Devin Finzer, menyatakan bahwa perubahan ini “tidak bisa dihindari sekaligus alami,” beralih dari “NFT marketplace” menjadi “trade everything.”
- Aktivitas Saat Ini: Platform ini kini mendukung 22 blockchain dan mencatat volume perdagangan bulanan sebesar $2,6 miliar, di mana lebih dari 90% transaksi berasal dari perdagangan token, bukan NFT.
- Fitur Baru: Sebagai bagian dari evolusi, OpenSea telah meluncurkan aplikasi mobile, memperkenalkan perdagangan perpetual futures, dan mulai mengagregasi order beli/jual dari berbagai decentralized exchanges (DEX) seperti Uniswap dan Meteora.
Meskipun sempat mengalami keterpurukan parah dan harus merumahkan lebih dari separuh karyawan akibat persaingan ketat (terutama dari Blur), restrukturisasi besar-besaran yang dilakukan Finzer kini mulai menunjukkan hasil.
Dalam dua minggu pertama Oktober 2025, OpenSea mencatat volume perdagangan tertinggi dalam lebih dari tiga tahun, menunjukkan keberhasilan awal dari strategi “trade everything” ini.