Big Tech dan Bank Dilarang Kuasai Stablecoin! Ini Isi Kontroversial UU GENIUS

Big Tech dan Bank Dilarang Kuasai Stablecoin! Ini Isi Kontroversial UU GENIUS

Undang-Undang GENIUS (Guiding and Establishing National Innovation for US Stablecoins) di Amerika Serikat baru saja disahkan, dan menurut Dante Disparte, Chief Strategy Officer Circle, ada satu klausul tersembunyi yang krusial di dalamnya.

Mencegah Raksasa Teknologi dan Wall Street Mendominasi Pasar Stablecoin

Disparte menyebutnya sebagai “klausul Libra” (mengingat proyek stablecoin Facebook yang kontroversial dulu). Klausul ini dirancang khusus untuk mencegah perusahaan teknologi raksasa dan institusi keuangan besar memonopoli pasar stablecoin.

Jadi, begini aturannya:

Menurut Disparte, aturan ini menciptakan kejelasan dan pada akhirnya, yang paling diuntungkan adalah konsumen di AS, pelaku pasar, dan tentu saja, dolar AS sendiri.

Disahkan dengan Dukungan Bipartisan

UU GENIUS disahkan pekan lalu dengan lebih dari 300 suara di Dewan Perwakilan Rakyat AS, termasuk dukungan dari 102 anggota Partai Demokrat. Ini menunjukkan bahwa ada dukungan lintas partai yang kuat untuk regulasi stablecoin.

Baca Juga $PUMP Turun 22% Setelah ICO, Terancam Oleh LetsBONK

Disparte mengatakan UU ini memberikan “kekuatan berbasis aturan” bagi dolar AS dalam persaingan global mata uang digital. Ini artinya, dunia kripto akhirnya mendapatkan legitimasi, jalur yang jelas secara hukum dan regulasi di AS, serta peluang untuk bersaing.

Aturan Penting Lainnya dari UU GENIUS

Ada beberapa poin menarik lainnya dari undang-undang ini:

Berkah bagi DeFi?

Larangan stablecoin berbunga memang menuai kritik karena bisa menghambat adopsi konsumen dan menguntungkan penerbit luar negeri.

Namun, Disparte berpendapat bahwa bunga atau yield itu adalah inovasi pasar sekunder yang sebaiknya disediakan oleh protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi), setelah lapisan dasar stablecoin dibangun dengan kokoh.

Menariknya, para analis seperti Nic Puckrin dan Christopher Perkins dari CoinFund memprediksi bahwa larangan ini justru akan mengalihkan permintaan investor ke platform DeFi, terutama yang berbasis Ethereum.

Mengapa begitu? Karena tanpa insentif bunga dari stablecoin itu sendiri, DeFi menjadi pilihan utama untuk menghasilkan pendapatan pasif di blockchain. Mereka bahkan memprediksi bahwa “musim stablecoin” akan bergeser menjadi “musim DeFi.”

Ini sangat penting bagi investor institusional. Tidak seperti pengguna ritel, institusi keuangan punya kewajiban untuk menghasilkan keuntungan (yield), jadi peluang yield ini sangat vital.

Para analis memperkirakan hal ini bisa mendorong lebih banyak modal institusional ke sektor DeFi, terutama di jaringan Ethereum yang saat ini memiliki nilai terkunci (total value locked) terbesar.

Exit mobile version