Platform kripto yang didukung keluarga Trump — mengusulkan untuk melakukan airdrop sejumlah kecil stablecoin baru mereka, USD1, sebagai bentuk penghargaan kepada pemegang token WLFI awal sekaligus untuk menguji sistem airdrop mereka.
Menurut proposal yang dipublikasikan pada 6 Mei di forum tata kelola WLFI, lebih dari 99% suara mendukung usulan tersebut. Airdrop ini akan membagikan sejumlah kecil USD1 kepada wallet mpet yang memenuhi syarat.
“Menguji mekanisme airdrop di real environment adalah langkah penting untuk memastikan smart contract berfungsi dengan baik dan siap digunakan. Distribusi ini juga menjadi cara kami menghargai para pendukung awal sekaligus memperkenalkan USD1,” tulis proposal tersebut.
Baca Juga Worldcoin Dilarang Beroperasi Sementara di Indonesia, Ada Apa?
Pihak WLFI menambahkan bahwa uji coba ini penting untuk memverifikasi fungsi teknis sistem airdrop secara langsung, sekaligus memberi apresiasi kepada pengguna yang sudah mendukung proyek sejak awal.
Jumlah USD1 yang akan didistribusikan belum ditentukan, karena akan menyesuaikan dengan jumlah wallet yang memenuhi syarat dan ketersediaan anggaran. Jadwal pasti airdrop juga belum diumumkan. WLFI menyatakan berhak untuk menghentikan, menunda, atau mengubah pelaksanaan airdrop kapan saja.
Pemungutan suara akan ditutup pada 14 Mei, dan sejauh ini, dukungan terhadap usulan ini sangat dominan: sekitar 2,6 miliar suara atau 99,97% mendukung, sementara suara menolak hanya sekitar 901.000 atau 0,03%.

WLFI meluncurkan stablecoin USD1 pada awal Maret. Sejak peluncuran platform pada September lalu, perusahaan ini telah mengadakan dua penjualan token publik dan berhasil mengumpulkan total $550 juta dari 85.000 pemegang token terdaftar.
Persaingan Stablecoin Global di Tengah Dominasi Dolar AS
Saat ini, pasar stablecoin yang didukung dolar AS telah mencapai kapitalisasi lebih dari $230 miliar per April, menurut laporan Citigroup — meningkat 54% dibanding tahun lalu. Tether (USDT) dan USDC masih mendominasi pasar, menguasai sekitar 90% dari total kapitalisasi.
Namun, sejumlah negara mulai melirik alternatif. Pada 28 April, beberapa institusi besar di Abu Dhabi, termasuk dana kekayaan negara, mengumumkan rencana peluncuran stablecoin yang dipatok ke mata uang dirham.
Sementara itu, pada 16 April, seorang pejabat Kementerian Keuangan Rusia mengusulkan pembuatan stablecoin lokal setelah wallet milik bursa kripto Rusia yang terkena sanksi, Garantex, dibekukan oleh otoritas AS dan penerbit stablecoin Tether.