Stablecoin USDC milik Circle secara resmi sudah diluncurkan di XRP Ledger (XRPL) pada hari Kamis! Ini berarti, stablecoin berjangka dolar yang didukung penuh (overcollateralized) ini sekarang sudah tersedia di jaringan blockchain layer-1 milik Ripple.
Menurut pengumuman dari Ripple, peluncuran ini bakal ngasih kemudahan buat investor. Mereka bisa pakai XRP sebagai “mata uang perantara” (bridge currency) buat mentransfer stablecoin antar decentralized exchange (DEX) lewat fitur auto-bridging. Keren kan? Jadi, transaksi bisa lebih lancar dan efisien.
Baca Juga Siapa Sangka? Lembaga Keuangan Kini Kuasai 31% Bitcoin di Dunia!
Markus Infanger, Wakil Presiden Senior RippleX, bilang kalau stablecoin itu “titik masuk penting yang menghubungkan pasar keuangan tradisional dengan dunia kripto.”
Menurutnya, stablecoin sangat penting buat kasus penggunaan yang fokus pada utilitas, bukan cuma spekulasi. Ini nunjukkin kalau stablecoin punya peran nyata dalam mempermudah transaksi dan transfer nilai.
Kedatangan USDC di XRPL Barengan Sama Dorongan Regulasi Stablecoin di AS
Peluncuran USDC di XRPL ini juga terjadi di tengah upaya aktif Amerika Serikat buat ngebentuk kerangka regulasi yang komprehensif buat stablecoin. Maklum, sektor stablecoin ini udah gede banget, dengan kapitalisasi pasar lebih dari $237 miliar. Jadi, keberadaan stablecoin sekarang dianggap punya implikasi geostrategis dan makroekonomi yang besar.

Stablecoin: Kunci Stabilitas Dolar AS di Tengah Ancaman De-dolarisasi?
Kamu tahu enggak, kenapa para pejabat AS begitu perhatian sama stablecoin? Begini penjelasannya:
- Para penerbit stablecoin overcollateralized kayak Circle ini membeli Surat Utang Negara AS jangka pendek (T-Bills) buat mendukung nilai stablecoin mereka. Nah, dari obligasi pemerintah ini, mereka dapet hasil (yield) yang jadi sumber keuntungan.
- Meningkatnya minat global terhadap stablecoin ini bikin banyak pejabat dan anggota parlemen AS ngelihatnya sebagai alat ampuh buat menangkal de-dolarisasi. Apa itu de-dolarisasi? Itu kondisi di mana negara lain mulai melepas kepemilikan surat utang AS karena khawatir sama kelayakan kredit AS dan nilai dolar yang menurun.
- Kalau pemerintah asing jual surat utang AS, yield obligasi bakal melonjak karena investor nuntut bunga yang lebih tinggi. Sekarang aja, yield obligasi AS 10 tahun udah di atas 4,3% dan tetap tinggi. Kondisi ini bisa bikin:
- Biaya pembayaran utang nasional AS ($36 triliun) makin gede.
- Pemerintah harus terus nerbitin utang baru buat bayar utang lama.
- Akhirnya, ini bisa nyiptain siklus berbahaya dari monetisasi utang.
Makanya, dalam White House Crypto Summit pada 7 Maret lalu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent bahkan udah nyampein komitmen pemerintah buat mendukung perkembangan stablecoin. Tujuannya jelas: menjaga hegemoni dolar AS dengan manfaatin permintaan stablecoin agar daya jual dolar tetap tinggi di pasar global.
Jadi, peluncuran USDC di XRPL ini bukan cuma kabar baik buat pengguna kripto, tapi juga punya implikasi besar buat stabilitas dolar AS di panggung ekonomi global.